Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Edy Can
JAKARTA. Selama paruh pertama tahun ini harga batubara sulit beranjak naik. Namun, Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) optimistis, harga batubara mampu berkibar kembali di pasar internasional pada akhir tahun ini.
APBI mengungkapkan, pasokan batubara di pasar global diproyeksikan mulai menurun. Sementara, sebagian negara di belahan bumi bagian utara akan memasuki musim dingin.
Alhasil, kedua kondisi tersebut akan meningkatkan permintaan batubara. Peningkatan permintaan ini, tentu bisa mengerek harga batubara. "Menuju akhir tahun ini, harga batubara bisa US$ 100 per ton," kata Bob Kamandanu, Ketua Umum APBI, akhir pekan lalu.
Sejak kuartal II 2012, harga batubara kalori tinggi, di atas 5.500 kilo kalori (kkal) hanya berkisar di level US$ 80 hingga US$ 86 per ton. Jauh dari harga rata-rata di tahun lalu yang mencapai US$ 120 per ton. Rendahnya harga tersebut lantaran menjamurnya perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) batubara baru.
Belakangan, lantaran harga yang rencah, membuat perusahaan tambang batubara raksasa, seperti PT Adaro Energy Tbk dan PT Kaltim Prima Coal, menurunkan produksinya. Bahkan, puluhan pemegang IUP batubara juga sudah menutup tambangnya.
"Tahun lalu harga tinggi dan semua orang bicara pertambangan batubara, akhirnya suplai banyak dan harga turun," imbuh Bob.
Persiapan negara-negara di belahan utara, seperti Jepang, Korea, dan Eropa dalam menghadapi musim dingin jelas butuh batubara untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listriknya.
Peningkatan kapasitas tentu butuh suplai batubara yang memadai. Nah, tingginya permintaan di tengah kurangnya pasokan, jelas akan membuat harga batubara meningkat.
Hingga September ini, APBI mencatat, produksi batubara nasional mencapai 277 juta ton. APBI optimistis, produksi batubara hingga akhir tahun akan mencapai 350 juta ton, atau meningkat 2,9 % dibandingkan produksi 2011 yang sebanyak 340 juta ton.
Sejatinya, angka produksi tersebut masih di bawah volume produksi yang ditargetkan APBI, sebesar 370 juta ton. Namun Bob maklum, tidak tercapainya target ini karena rendahnya harga batubara. "Meski tidak mencapai target, volume produksi tahun ini tetap akan melampui produksi di tahun lalu," jelas Bob.
Thamrin Sihite, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat dengan Bob. Dia bilang, harga batubara bakal naik lagi karena besarnya permintaan menjelang akhir tahun ini.
Karena itu, pada tahun ini produksi batubara akan mencapai target pemerintah, yakni 332 juta ton, atau lebih besar 1,5% dibandingkan realisasi 2011 sebesar 327 juta ton. "Meningkatknya batu bara akan terus berlangsung hingga 2013. Kami juga yakin produksi tahun depan akan mencapai target pemerintah sebesar 366 juta ton," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News