kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,53   14,22   1.56%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara memacu bisnis Trans Marine


Selasa, 28 Maret 2017 / 22:40 WIB
Harga batubara memacu bisnis Trans Marine


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) optimistis industri pelayaran akan lebih bagus tahun ini karena harga komoditas masih bergerak naik. Perusahaan ini menargetkan bisa mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun 2017 sekitar 10% -20%.

Trans Power Marine optimistis target tersebut bisa dicapai karena aktivitas dan transaksi ekspor sudah mulai naik sejalan dengan meningkatnya harga komoditas terutama batubara. " Sejak semester II tahun lalu, ekspor sudah mulai meningkat karena permintaan batubara mengalami peningkatan," kata Rudy Sutiono, Direktur Trans Power Marine pada KONTAN, Senin (267/3).

Perusahaan pelayaran yang lebih fokus di bisnis angkutan batubara ini melihat prospek harga batubara ke depan masih psoitif. Pasalnya, demand batubara di pasar regional lebih banyak dibanding supply.

Sementara di dalam negeri, permintaan komoditas hitam tersebut juga diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan maraknya pembangunan Pembangkit listrik.

Rudi mengatakan, saat ini permintaan akan kapal sangat besar sekali. Seluruh armada kapal tongkang dan kapal tunda TPMA sebanyak 35 set dan ditambah dengan tiga unit floating crane sudah terpakai seluruhnya atau full utilites.

Trans Power Marine masih akan fokus menggarap costumer eksisting dibanding dengan mencari kontrak-kontrak baru. Sebab menurut Rudy, costumer yang masih terikat kontrak saat ini banyak meminta penambahan kapal. " Memang di tahun ini kita dapat satu kontrak baru dari Indominco. Tapi sebetulnya kita akan fokus layani costumer eksisting saja karena kita sudah tahu track record mereka dalam soal pembayaran. Lagipula kapal kita sudah full untuk layani yang eksisting," jelas Rudy.

Meskipun permintaan kapal terus meningkat, TPMA belum berencana menambah kapal karena perbankan hingga saat ini belum mau membuka pendanaan untuk industri pelayaran. Namun jika perbankan sudah membuka financing, perusahaan akan mempertimbangkan menambah armada kapal saat permintaaan kapal terus meningkat.

Sementara untuk sewa kapal saat ini menurut Rudy juga sudah tidak menguntungkan. Pasalnya harga sewa juga sudah mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya harga komoditas. "Kalau tahun lalu kapal over supply, sekarang sudah tidak lagi makanya harga sewa sudah tinggi. Kalau kita sewa kapal untuk melayani kontrak baru marginnya sangat tipis. Jadi kita pilih fokus untuk kapal yang ada saat ini saja," tambah Rudy.

Oleh karena itu, TPMA tidak akan banyak menyiapkan belanja modal / capital expenditure (capex) tahun ini. Perusahaan hanya akan menyiapkan sekitar US$ 1 juta-US$ 2 juta untuk docking refair untuk kapal-kapal yang sudah berusia lima tahun saja.

Saat ini, sekitar 90% bisnis TPMA masih ada di angkutan batubara. Sisanya, perusahaan menggarap angkutan UCIP, angkutan bahan baku semen dan bahan baku baja (SRK). Ke depan, Trans Power Marine masih akan fokus di bisnis batubara karena prospeknya dinilai masih cerah.

Tantangan 2017

Meskipun prospek bisnis diperkirakan akan positif, namun Rudy mengatakan bisnis mereka bukan tanpa tantangan. Dia melihat tantangan yang masih akan akan mereka hadapi adalah persaingan yang masih akan ketat karena banyak kompetitor akan menawarkan harga lebih murah serta faktor cuaca yang tidak menentu.

Sepanjang tahun 2016, TPMA mengalami perlambatan kinerja karena harga batubara baru mengalai kenaikan di semester II. Pendapatan usaha turun 34% menjadi US$ 33,18 juta dari US$ 50,3 juta pada 2015.

Adapun laba bersih perusahaan atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk hanya US$ 1,53 juta atau turun 20,7% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,93 juta.

Pendapatan Trans Power Marine tahun 2016 berasal dari kapal tunda dan tongkang US$ 24,5 juta atau turun dari US$ 39,1 juta tahun 2015. Adapun pendapatan dari floating crane turun menjadi US$ 8,6 juta dari US$ 11,2 juta pad atahun sebelumnya.

Total aset TPMA per akhir 2016 tercatat sebesar US$ 121 juta. Jumlah liabilitasnya turun dari US $66 juta pad atahun 2015 menjadi US$ 54,9 juta. Sedangkan ekuitasnya naik dari US$ 64 juta menjadi US$ 66 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×