Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, menurut Komaidi, ruang penurunan harga juga terbuka pada produk Liquified Petroleum Gas (LPG). Meski belum melakukan simulasi perhitungan sebagaimana BBM, namun Komaidi melihat ruang penurunan harga LPG lebih sempit ketimbang BBM.
"LPG kondisinya mirip BBM, karena sebagian besar impor. Harus dihitung selisih dampak penurunan harga bahan baku dan dampak nilai tukar. TetapĀ ada ruang untuk turun, mungkin besarannya juga tidak terlalu besar," terangnya.
Baca Juga: Biaya akan naik, para petani pasti menjerit
Dalam catatan Kontan.co.id, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada Senin (20/4) siang untuk kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex berada di level US$ 14,99 per barel. Level tersebut mengalami penurunan hingga 17,95% dibanding akhir pekan lalu, sekaligus menjadikan level terendah harga minyak WTI dalam dua dekade terakhir.
Adapun, ICP Maret 2020 anjlok ke angka US$ 34,23 per barel. ICP Maret turun sebesar US$ 22,38 per barel atau 39,53% dari ICP Februari 2020 yang masih berada di angka US$ 56,61 per barel. Sementara itu, nilai tukar Rupiah di pasar spot pada Senin (20/4) tercatat di angka Rp 15.465 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News