Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
Harga telur saat ini justru mulai menurun, dari sebelumnya Rp 26.000-Rp 27.000 per kg sudah menurun hingga Rp 23.000-Rp 24.000 per kg. Meski begitu, Abdullah masih menganggap harga ini tinggi lantaran harga normalnya sekitar Rp 16.000-Rp 20.000 per kg. "Kalau standar di pasar Rp 20.000-21.000 per kg sudah tinggi," kata Abdullah.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemdag) Ninuk Rahayuingrum pun mengatakan pihaknya sudah mencoba melakukan berbagai hal untuk menstabilkan harga.
Sebelumnya, Kemdag dan Bulog pun sudah mencoba melakukan operasi pasar. Melihat harga yang masih melonjak, Kemdag pun melakukan upaya lain dengan membuka keran impor untuk beras.
"Memang sudah ada panen, tetapi harga gabah masih tinggi. Supaya pasokan beras lokal tetap ada, kami membuka impor," ujar Ninuk.
Nantinya beras impor ini akan langsung digelontorkan ke pasar melalui Perum Bulog. Dia bilang, jenis beras yang akan digelontorkan adalah beras medium karena masih banyaknya beras premium.
Nunik menjelaskan, kenaikan harga ayam dan cabai dipicu oleh kondisi cuaca sehingga produksi menurun."Wajar harga naik karena kondisi cuaca. Upaya dari kami adalah bagaimana mengalihkan preferensi konsumen," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News