kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga beras diprediksi meroket pada akhir tahun


Jumat, 14 Oktober 2011 / 12:27 WIB
Harga beras diprediksi meroket pada akhir tahun
ILUSTRASI. Hingga November, PP Presisi (PPRE) sudah lewati target kontrak baru di tahun ini. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/05/2017


Reporter: Dani Prasetya |

JAKARTA. Harga beras diprediksi meroket hingga akhir tahun. Bahkan, kondisi tersebut memiliki potensi berlanjut hingga awal 2012.

Kenaikan harga beras itu diperkirakan bakal terjadi lantaran adanya peningkatan harga gabah kering giling (GKG). Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Yeka Hendra Fatika menyebut, harga GKG akan menyentuh Rp 4.000 per kilogram (kg) pada Januari-Februari 2012.

Hal itu, berpotensi mengerek harga beras di kisaran harga Rp 9.500 per kg. Menurutnya, prediksi itu merunut pada tren peningkatan harga beras yang relatif meningkat terkait kelangkaan beras sepanjang Oktober hingga Desember.

Tidak mengherankan apabila dia mendukung rencana impor beras yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog). Apalagi, produksi beras petani terus menurun.

Kementerian Perdagangan mencatat harga rata-rata beras nasional per 12 Oktober 2011 sebesar Rp 7.550 per kg. Posisi itu naik sekitar Rp 3 per kg dibanding hari sebelumnya. Sementara harga rata-rata untuk periode Oktober 2011 tercatat sebesar Rp 7.539 per kg. Angka itu naik dibandingkan harga rata-rata September sekitar Rp 7.474 per kg.

Berbeda dengan Yeka, Ketua Umum Kontak Tani Nasional Andalan (KTNA) Winarno Tohir justru menyoroti soal ketidakakuratan perhitungan tentang data produksi per hektare, luas lahan, jumlah penduduk, dan konsumsi per kapita. Hal itu sebagai bahan perbandingan ketika merealisasikan impor.

Dia menghitung, produksi beras 2011 mencapai 33,5 juta ton. Namun, kondisi riil yang dicatat Badan Pusat Statistik menyebut ada 606.000 ton yang terserang hama sehingga menimbulkan kerugian sebesar Rp 4,8 triliun. Sementara, konsumsi beras nasional per bulan setidaknya mencapai 2,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×