kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga daging sapi terus menanjak


Jumat, 08 Februari 2013 / 08:45 WIB
Harga daging sapi terus menanjak
ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kegiatan Gerebek Lumpur merupakan upaya pengerukan sedimen lumpur.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga daging sapi di pasaran kian melambung. Belakangan, harga karkas daging sapi melejit hingga 20%.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Dadang Iskandar memaparkan, harga karkas daging sapi mencapai Rp  71.000-Rp  72.000 per kilogram (kg). Padahal, sebelumnya hanya di kisaran Rp 60.000 per kg. "Harga di rumah potong hewan (RPH) tidak rasional. Kami perkirakan jelang Lebaran bisa lebih dari Rp 100.000 per kg," kata Dadang, Kamis (7/2).

Apdasi menemukan indikasi banyaknya importir yang membeli sapi lokal betina. Jadi, baik sapi lokal maupun sapi impor dibeli oleh importir. "Sehingga mereka berkesempatan menjadi penentu harga jual," papar Dadang.

Makanya, Apdasi menuntut pemerintah supaya mencabut kebijakan pembelian sapi lokal oleh importir. Sebab, jika kebijakan ini berlanjut, gejolak harga makin tidak terkendali. Imbas jangka panjang, pengadaan sapi lokal dan impor hanya akan dikuasai segelintir pengusaha besar.

Tak hanya itu, Apdasi meminta pemerintah menyediakan pasokan sapi dengan harga terjangkau. Itu sebabnya, asosiasi mengusulkan pemerintah untuk mengimpor sapi trading siap potong, bukan sapi bakalan. Alasannya, harga sapi trading lebih murah ketimbang sapi bakalan. "Sehingga, nantinya, harga jual di konsumen bisa lebih murah," ujar Dadang.

Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengakui, harga daging di beberapa wilayah masih tinggi, khususnya di DKI Jakarta. Katanya, harga daging sapi di Surabaya berkisar Rp 75.000-Rp 80.000 per kg, sedangkan di Jakarta Rp 90.000-Rp 95.000 per kg.

Menurut Syukur, tingginya harga daging di DKI Jakarta dan beberapa wilayah lainnya, akibat mahalnya harga sapi bakalan impor. Saat ini, harga sapi bakalan impor berada di kisaran US$ 3,05 per kg. Dengan harga segitu, minimal ketika sampai di kandang feedloter (penggemukan sapi) harganya sudah di kisaran Rp 32.000 per kg.

Alhasil, ketika dijual ke RPH, harganya mencapai Rp 34.000-Rp 35.000 per kg. "Makanya, harga daging di pasaran tidak bisa kurang dari Rp 85.000-Rp 90.000 per kg," tuturnya.

Sapi perah dipotong

Menurut Dadang, sebenarnya, populasi sapi di Indonesia cukup untuk menutupi kebutuhan. Tapi, persoalannya, tidak semua peternak menjual sapi. Biasanya, mereka baru menjual sapi jika membutuhkan uang.

Tak heran, banyak RPH yang membeli sapi perah untuk dipotong. Di sisi lain, peternak sapi perah pun lebih memilih menjual daging ketimbang susu. Maklum, harga jual daging menggiurkan. "Di Jawa Barat, saban hari ada sekitar 300-400 sapi perah yang dipotong di RPH," ungkap Dadang.

Meskipun harga daging sapi melejit, Syukur mengklaim, pemerintah tetap berjanji menjamin pasokan. Selama ini, 70% konsumsi daging sapi terbesar berada di DKI Jakarta dan Jawa Barat. "Kami memfasilitasi Gubernur DKI dan Gubernur Jabar untuk membuat kesepakatan dengan gubernur di daerah sentra produksi sapi, guna menjamin pasokan," ujarnya.

Sentra sapi mampu memasok 210.000 sapi untuk DKI Jakarta dan Jawa Barat sepanjang tahun ini. Sentra produksi sapi ada di NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×