kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,54   -19,95   -2.16%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gabah dan beras turun, ini penjelasan Bulog


Selasa, 06 Juli 2021 / 19:13 WIB
Harga gabah dan beras turun, ini penjelasan Bulog
ILUSTRASI. Harga gabah dan beras turun, ini penjelasan Bulog


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum  Bulog saat ini masih terus melakukan penyerapan beras hasil panen petani dalam negeri sebagai upaya mempertahankan ketersediaan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sekaligus mencermati munculnya isu penurunan harga beras di sejumlah daerah.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengakui bahwa di tengah upaya penyerapan tersebut muncul isu tentang penurunan harga gabah dan beras sebagai akibat melimpahnya pasokan gabah dan beras dari hasil panen sebelumnya yang masih terus berlangsung.

“Memang saya mendapatkan laporan tentang penurunan harga gabah dan beras yang katanya akibat impor beras. Sebetulnya tidak demikian, tetapi lebih karena melimpahnya hasil panen dan akan semakin bertambah karena akan berlanjut dengan panen gadu nanti. Jadi bukan karena impor dan Insya Allah pemerintah tahun ini tidak perlu impor beras,” kata Budi dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (6/7).

Budi mengatakan, sebagai perpanjangan tangan pemerintah, Bulog konsisten menyerap beras petani sebagai upaya stabilisasi harga beras di hulu.

Baca Juga: Kemdag menyusun aturan harga acuan ayam yang dinamis

Selain itu, penyerapan ini juga membantu menggerakkan perekonomian di tingkat petani sehingga dapat mempercepat upaya pemulihan roda perekonomian sesuai dengan arahan Presiden selama berlansungnya pandemi Covid-19 ini.

“Dari hasil penyerapan yang dilakukan Bulog, stok cadangan beras pemerintah masih terus terjaga dengan baik, yaitu sebanyak 1,4 juta ton yang juga merupakan batas aman sesuai penugasan pemerintah yaitu sebanyak 1 juta ton hingga 1,5 juta ton beras,” jelas Budi.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan, jumlah tersebut juga akan semakin bertambah mengingat masih ada sisa hasil panen sebelumnya di beberapa daerah. Belum lagi akan disusul dengan panen gadu di beberapa bulan ke depan.

Artinya, pemerintah tidak perlu terburu-buru melakukan impor beras, karena cadangan beras dari hasil panen dalam negeri yang melimpah.

Selanjutnya: Pemerintah Kurang Agresif Menyerap Panen Petani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×