kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Gabah di Tingkat Petani Melonjak, Penjualan ke Bulog Seret


Minggu, 20 Agustus 2023 / 21:23 WIB
Harga Gabah di Tingkat Petani Melonjak, Penjualan ke Bulog Seret
ILUSTRASI. Sejumlah petani membersihkan padi yang baru dipanen di Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (1/3/2022). Harga Gabah di Tingkat Petani Meroket Rp 6.800/kg.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani melonjak mencapai Rp 6.800 per kilogram (kg) pada bulan Agustus 2023. Harga ini meningkat dibandingkan harga di bulan Juli 2023 yagn sebesar Rp 6.000/kg. 

Ketua Pusat Perbenihan Nasional (P2N) Serikat Petani Indonesia (SPI), Kusnan, mengatakan hal ini disebabkan minimnya stok GKP karena masa panen musim kedua telah berakhir. 

"Sedangkan musim tanam ke tiga panennya masih di Bulan Oktober, November," jelas Kusnan pada Kontan.co.id, Minggu (20/8). 

Baca Juga: Pasokan Gabah Terbatas, Penggilingan Turut Terdampak

Kenaikan GKP di tingkat ini mengakibatkan Bulog tidak bisa melakukan penyerapan gabah, mengingat Harga Pokok Penjualan (HPP) pemerintah masih di bawah harga pasar yaitu Rp 5.000/kg. 

"Alasan lain (tidak jual di Bulog) karena ribet banyak aturan kadar air, gabah hampa, jeram dan dikenakan refraksi, sedangkan pedagang tidak ada," jelas Kusnan. 

Untuk itu, petani saat ini lebih banyak menjual beras mereka kepada swasta atau pedagang biasa. Hal ini membuat stok beras untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tidak maksimal. 

Kusnan mengatakan SPI sendiri sudah mengusulkan beberapa hal agar Bulog dapat menyerap GKP petani. 

Baca Juga: Pertanian Cerdas Iklim Bikin Produksi Padi Meningkat Rata-Rata 0,56 Ton per Ha

Pertama memperbaiki harga di tingkat petani. Kedua, mempermudah persyaratan penjualan. Ketiga, melakukan percepatan penyerapan pada saat panen raya. Keempat, membangun Rice Milling Unit (RMU) di kawasan produksi.

"Selanjutnya membangun kerja sama dengan koperasi petani untuk hilirisasi beras sehingg bisa bersaing dengan swasta," jelas Kusnan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×