kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga jagung di tingkat petani harus naik


Senin, 07 Agustus 2017 / 21:49 WIB
Harga jagung di tingkat petani harus naik


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tahun lalu, impor jagung meningkas pesat menjadi 10 juta ton dari sebelumnya 7 juta ton. 

Sudirman, Penasihat Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengungkap, akibat dihentikannya impor gandum untuk ternak tahun ini, memungkinkan peternak untuk mencari alternatif lain sebagai sebagai pengganti jagung.

"Saat ini semua jagung ditutup. Akhirnya semua itu cari alternatif pengganti jagung, entah itu sorgum, barli, atau sisa makanan, saya tidak tahu," tutur Sudirman, Senin (7/8).

Menurut Sudirman, adanya upaya peternak mencari pengganti jagung diakibatkan tidak cukupnya produksi jagung nasional dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak. Sementara dalam setahun, kebutuhan pakan ternak berkisar 8 juta - 9 juta ton.

Menurut Sudirman, supaya peternak dan petani dapat saling terlindungi, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan harga jagung bagi petani. "Saya rasa tarif barrier itu penting. Kami (peternak) tidak keberatan kalau tambah 30%. Kalau Permendag sekarang kan harga jagung di tingkat petani Rp 3.100, kalau tambah 30% kan di sekitar Rp 4.000," ujarnya.

Menurutnya dengan dinaikkannya harga jagung menjadi berkisar Rp 4.000 per kg, maka petani akan sejahtera. Dia menghitung, bila petani memiliki luas lahan 300 meter, dengan produktivitas 5 ton/ha, dan harga jagung Rp Rp 3.150 per kg, maka penghasilan petani hanya berkisar Rp 1,5 juta per bulan.

"Kalau Rp 1,5 juta per bulan kan tidak layak. Minimal Rp 3 juta lah. Itu artinya harganya Rp 4.000 - Rp 4.500 per kg di tingkat petani," ungkap Sudirman.

Meski begitu, Sudirman mengakui bahwa harga bukanlah menjadi penentu kesejahteraan bagi petani. Tingkat kesejahteraan juga perlu melihat produktivitas yang baik serta luas lahan yang tepat. "Nantinya kami di konvensi jagung nasional akan membahas berapa luas lahan yang tepat untuk petani," terang Sudirman.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×