Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Tingginya harga jagung membuat kondisi para pengusaha pakan ternak makin terpuruk. Sebab, tahun ini tampaknya produksi jagung lokal bakal menipis, sehingga para pengusaha pakan ternak harus meningkatkan impor bahan baku jagung.
Sementara itu, harga jagung global saat ini terus melambung. Menurut data Bloomberg, harga kontrak jagung untuk pengiriman Mei 2011 di bursa komoditas Chicago Board of Trade hari ini berada di posisi US$ 6,8175 per bushel. Harga jagung sebesar itu sudah naik 40,85% dari awal Oktober 2010 yang sebesar US$ 4,84 per bushel.
Sudirman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak mengatakan tampaknya tahun ini Indonesia bakal mengimpor lebih banyak jagung ketimbang tahun 2010 yang sebanyak 2,5 juta ton. Impor jagung tahun lalu sudah meningkat pesat dari 2009 yang hanya impor 400.000 ton.
Lihat saja, Sudirman bilang, harga jagung impor untuk pengiriman bulan April 2011 sekitar Rp 3.300 per kilogram (kg). Padahal, tiga bulan lalu harga impor jagung masih Rp 2.700 per kg. Sedangkan harga jagung lokal saat ini sudah di kisaran Rp 3.700 per kg dibandingkan tahun lalu masih Rp 2.400 per kg.
Melihat kondisi ini, Sudirman meminta pemerintah agar serius meningkatkan produksi jagung lokal. Para pengusaha industri pakan ternak berharap agar pemerintah bukan hanya memberikan pupuk dan bibit secara gratis kepada petani, tetapi juga memperbaiki infrastruktur pertanian.
Misalnya, membangun jalur jalan di setiap daerah agar mempermudah distribusi serta menambah alat pengeringan (dryer) kepada petani jagung untuk digunakan saat panen jagung. "Jadi, jangan membuat program yang muluk-muluk, tapi infrastrukturnya malah tidak ada," tandas Sudirman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News