Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kenaikan harga jagung dunia berdampak pada harga produk yang menggunakan jagung sebagai bahan baku. Salah satunya harga pakan ternak dalam negeri, sebab Indonesia masih mengimpor jagung untuk kebutuhan ini.
Lihat saja, harga jagung mencapai harga tertingginya sejak Juli 2008 pada 11 Februari 2011 yakni US$ 7,065 per bushel (1 bushel= 27,2 kg) untuk kontrak pengiriman Maret 2011 di Chicago Board of Trade (CBOT). Sejak awal tahun 2011 saja, harga jagung sudah naik 13,85%.
Menurut Sudirman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) kenaikan harga jagung impor ini membuat para pengusaha pakan ternak ikut menaikkan harga jualnya sebesar Rp 500 per kilogram (kg).
"Semula harga jual pakan ternak kami sebesar Rp 4.800 per kilogram (kg), sekarang menjadi Rp 5.300 per kg," ujarnya.
Ia bilang, harga normal jagung impor maupun jagung lokal sekitar Rp 2.500 per kg. Sementara saat ini harga jual jagung impor maupun jagung lokal sekitar Rp 3.700 per kg.
Untuk tahun 2011, kebutuhan jagung lokal sebesar 5 juta ton. Sebanyak 1,5 juta hingga 2 juta ton jagung berasal dari impor. "Sisanya dipenuhi dari pasokan jagung lokal," ujarnya.
Memang dari tahun ke tahun, kebutuhan impor jagung terus meningkat. Pada 2009 impor jagung sebesar 400.000 ton. Sedangkan pada 2010 Indonesia mengimpor jagung sebanyak 1,5 juta ton, “Karena tahun ini kenaikan konsumsi jagung lokal diperkirakan sebesar 500.000 ton, maka impor tahun ini sekitar 2 juta ton,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
