Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian ESDM memutuskan untuk menaikkan harga jual bahan bakar gas (BBG) menjadi Rp 4.500 per liter setara premium (lsp) dari yang sebelumnya Rp 3.100 per lsp. Harga jual ini berlaku mulai 1 Mei 2022.
Keputusan ini tertuang dalam Kepmen ESDM Nomor 82 Tahun 2022 tentang Harga Jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk Transportasi.
Dalam beleid tersebut, Kementerian ESDM mengatakan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2932 K/12/MEM/2010 tentang Harga Jual Bahan Bakar Gas yang Digunakan Untuk Transportasi di Wilayah Jakarta sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini sehingga perlu diganti.
Baca Juga: Catat! Harga Jual Bahan Bakar Gas (BBG) Naik Jadi Rp 4.500
“Harga jual bahan bakar gas yang digunakan untuk transportasi pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebesar Rp 4.500 untuk tiap satu liter setara premium (lsp) termasuk pajak-pajak,” jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam beleid tersebut.
Adapun bahan bakar gas yang dimaksud berupa Compressed Natural Gas (CNG) yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor untuk transportasi jalan.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (Bph Migas) Saleh Abdurrahman menilai Kenaikan harga BBG tersebut tentu sudah dilakukan melalui pertimbangan berbagai aspek. “Pertimbangan tersebut tentu sesuai dengan tujuan agar pemanfaatan BBG semakin pesat,” jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (9/5).
Di satu sisi, Saleh melihat bahwa dengan kenaikan harga jual ini produsen BBG mendapatkan return yang cukup untuk terus berproduksi dan dari pihak konsumen juga masih terjangkau atau masih lebih kompetitif dibanding dengan bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi.
Baca Juga: BPH Migas Tinjau Kesiapan Pasokan Gas Bumi PGN Area Jateng-Jatim
Menurut Saleh, gas bumi menjadi bahan bakar yang sangat penting dalam masa transisi energi. Dia harap dengan dukungan fiskal dan non-fiskal BBG akan semakin berkembang, termasuk bekerjasama dengan produsen-produsen otomotif.
Saleh mengatakan, salah satu faktor yang akan membuat konsumsi bahan bakar gas semakin tinggi ialah harganya harus kompetitif. “Melalui dukungan pemerintah, partisipasi industri otomotif, dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa BBG aman dan lebih ramah lingkungan serta harganya yang lebih kompetitif dibading BBM non-subsidi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News