Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko meminta supaya harga acuan telur di tingkat peternak kembali ditingkatkan menjadi Rp 18.000-Rp 20.000 per kilogram (kg).
Berdasarkan Permendag No. 58 tahun 2018, harga batas bawah dan batas atas pembelian telur di peternak saat ini Rp 17.000-Rp 19.000 per kg. “Kami minta naik lagi karena harga saat ini terus meningkat,” ujar Singgih kepada Kontan.co.id, Rabu (11/7).
Menurut Singggih, saat ini harga telur ayam di tingkat peternak berkisar Rp 23.000 per kg. Harga ini memang sempat turun dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai Rp 25.000 per kg. Namun, harga ini masih di atas harga acuan pemerintah.
Singgih memperkirakan di pertengahan bulan ini, harga telur di tingkat peternak akan menurun, tetapi harganya akan berkisar Rp 20.000 per kg.
Tingginya harga telur ayam ini dikarenakan dalam dua terakhir telur terus menurun dan belum diatasi. Menurut Singgih, dua tahun lalu produksi telur bisa mencapai sekitar 90%, sempat menurun menjadi 40%, dan akhirnya saat ini produksi telur sekitar 60%.
Sementara, impor Grand Parent Layer masih di bawah 30.000 ekor setiap tahunnya. “Sebelum 2015, impor GP layer berkisar 35.000 ekor setiap tahun,” ujar Singgih.
Biaya afkir ayam layer sebelum bulan ramadan juga mendorong tingginya harga telur saat ini. Harga bahan baku pakan ternak terus meningkat sejak Maret 2018. Rupiah yang melemah sejak April 2018 menambah harga bahan baku pakan yang diimpor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News