Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Harga kakao lokal di beberapa daerah dalam seminggu terakhir terus menurun. Berdasarkan pantauan Badan Pengawas Berjangka Komoditi Indonesia (Bappebti) Kementerian Perdagangan, harga kakao kualitas terbaik dengan kadar air 4% di Kabupaten Tanggamus, Lampung saat ini berada di level Rp 22.500 per kilogram (kg). Harga ini lebih rendah ketimbang dua minggu lalu yang masih di level Rp 24.000 per kg.
Ketua Umum Asosiasi Petani Kakao Indonesia (Apkai), M. Hasyim mengatakan, penurunan harga tidak hanya terjadi di Lampung, tapi juga merata di seluruh daerah Indonesia. Ia menduga, penurunan harga ini dipicu menipisnya produksi kakao di beberapa daerah.
Hal ini berimbas pada menurunnya volume pengiriman kakao yang dilakukan oleh para pengepul. Saat ini, satu orang pengepul rata-rata hanya bisa memasok kakao ke pabrik pengolahan sebanyak 4 ton per minggu. Padahal dalam kondisi normal, satu orang pengepul bisa memasok 10 ton kakao per minggu.
Minimnya volume pengiriman itu membuat para pengepul merugi. Terlebih mereka masih dibebani biaya transportasi yang besar. Untuk menekan kerugian, para pengepul menurunkan harga beli kakao dari para petani. "Mereka melakukan itu untuk menekan kerugian," ujar Hasyim kepada KONTAN, Senin (4/7).
Hasyim bilang, pasokan kakao dalam beberapa waktu terakhir memang sedang minim. Pasalnya, panen raya kakao yang sedianya jatuh pada bulan Maret hingga kini belum juga terjadi. Kondisi ini disebabkan molornya musim berbunga pada tahun 2010.
Perkebunan kakao seharusnya mengalami musim berbunga pada bulan Juni. Tapi, akibat buruknya cuaca tahun lalu, banyak perkebunan kakao gagal berbunga. Musim berbunga itu kemudian baru terjadi pada bulan Februari kemarin. Walhasil, "panen raya kakao kemungkinan baru terjadi Oktober nanti," imbuh Hasyim.
Seretnya, pasokan kakao ini ikut berimbas pada ekspor biji kakao ke luar negeri. Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Zulhefi Sikumbang menuturkan, ekspor biji kakao terus menurun dalam beberapa bulan terakhir akibat. Berdasarkan data Kemdag, nilai ekspor biji kakao sepanjang Januari-April sebesar US$ 337,7 juta. Nilai ini turun dari periode yang sama tahun 2010 yang masih US$ 412,1 juta.
Volume ekspor biji kakao sepanjang Januari-April 2011 juga turun sekitar 21,5% dibandingkan empat bulan pertama tahun lalu. "Secara keseluruhan volume ekspor 2011 saya rasa hanya akan sebanyak 500 ribu ton, turun dari tahun lalu yang sebanyak 600 ribu ton," jelas Zulhefi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News