kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Komoditas Mengerek Permintaan Alat Berat di Tiga Bulan Pertama 2022


Jumat, 06 Mei 2022 / 13:30 WIB
Harga Komoditas Mengerek Permintaan Alat Berat di Tiga Bulan Pertama 2022
ILUSTRASI. Permintaan alat berat melambung di tengah tingginya harga komoditas.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan alat berat melambung di tengah tingginya harga komoditas. Seturut hal ini, produksi alat berat di dalam negeri meningkat pada tiga bulan pertama 2022. 

Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) mencatat, realisasi produksi alat berat di sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai 2.113 unit, naik 49,11% dibanding realisasi produksi alat berat pada Januari-Maret 2021 yang berjumlah 1.417 unit.

Dari segi komposisi, alat berat jenis hydraulic excavator masih mendominasi angka produksi alat berat dengan jumlah 1.814 unit atau setara 85,84% dari total produksi Januari-Maret 2022. Sekitar 14% sisanya terdiri atas produksi bulldozer sebanyak 205 unit, dump truck 65 unit, dan motor grader 29 unit.

Baca Juga: Penjualan Alat Berat Naik, Simak Rekomendasi Saham UNTR dari Analis

Tahun ini, Hinabi memang merencanakan produksi alat berat yang lebih besar dibanding tahun lalu. Ketua Umum Hinabi, Jamaludin mengatakan, rencana produksi alat berat di sepanjang tahun 2022 direncanakan berkisar 9.000 unit - 10.000 unit, lebih besar dibanding realisasi produksi tahun 2021 untuk setahun penuh yang sebesar 6.740 unit.

Production plan Hinabi tahun ini 9.000 unit-10.000 unit, tidak ada perubahan,” ujar Jamaludin kepada Kontan.co.id  beberapa waktu lalu.

Jamaludin mengatakan, permintaan alat berat dari sektor pertambangan tengah meningkat seiring dengan tren harga komoditas tambang yang tinggi. Di sisi lain, terdapat pula carry over sejumlah permintaan alat berat di tahun 2021 yang dahulu belum sempat terpenuhi. 

Sedikit informasi, menurut catatan Hinabi, permintaan alat berat memang sempat meningkat signifikan saat pandemi Covid-19 mulai mereda di tahun 2021. Fenomena tersebut terjadi ketika material dan sumber daya manusia produsen alat berat masih terbatas akibat efek gulir pandemi Covid-19. Walhasil, sejumlah permintaan baru bisa diselesaikan di tahun 2022.

Baca Juga: Cerminkan Dampak Lockdown, Indeks Aktivitas Pabrik di China per April Terbenam

Kenaikan permintaan alat berat juga turut dirasakan oleh perusahaan distributor.  PT United Tractors Tbk misalnya. Emiten berkode saham UNTR yang juga memiliki lini usaha  penjualan alat berat merek Komatsu tersebut mencatatkan pertumbuhan signifikan pada penjualan alat berat Komatsu di tiga bulan pertama tahun ini. Mengutip laporan operasional perusahaan, realisasi penjualan alat berat Komatsu oleh UNTR mencapai 1.694 unit pada Januari-Maret 2022.

Jumlah ini meningkat 146,22% dibanding realisasi penjualan Januari-Maret 2021 yang hanya sebesar 688 unit. Tidak hanya itu, jika dibandingkan dengan target volume penjualan UNTR tahun ini, realisasi penjualan di tiga bulan pertama tahun ini sudah hampir mencapai separuh dari target yang telah ditetapkan, persisnya yakni setara  45,78% dari total target penjualan yang ditetapkan sebesar 3.700 unit. 

Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis mengatakan, peningkatan penjualan alat berat merk Komatsu didorong oleh meningkatnya kebutuhan alat berat di sejumlah sektor.

“Peningkatan penjualan adalah karena peningkatan kebutuhan, khususnya di sektor tambang yang difasilitasi oleh harga komoditas yang positif dan konstruksi yang sudah berakselerasi dibandingkan awal 2021,” terang Sara kepada Kontan.co.id beberapa  waktu lalu.

Baca Juga: Produksi Alat Berat Mencapai 2.113 Unit hingga Kuartal I

Dalam komposisi penjualan, sektor pertambangan memang menjadi sektor dengan kontribusi paling besar dalam menyerap penjualan alat berat Komatsu oleh UNTR. Tercatat, sebanyak 60% penjualan alat berat Komatsu di sepanjang Januari-Maret 2022 menyasar sektor pertambangan, sedang sisanya menyasar pasar di sektor konstruksi dengan porsi sebesar 18%, kehutanan 13%, dan agro 9%.

Dengan adanya capaian kinerja yang apik ini, UNTR tengah mengkaji ulang opsi  penyesuaian target penjualan 3700 unit.

“Salah satu aspek yang perlu direview adalah kemampuan pabrik/ prinsipal dalam memasok unit sesuai order yang masuk,” tutur Sara.

Baca Juga: Kementerian PUPR Tingkatkan Kemantapan Jalan di Provinsi Banten Jelang Mudik Lebaran

Kenaikan permintaan alat berat juga turut dirasakan oleh PT Intraco Penta Tbk. Distributor alat berat yang kode saham INTA di Bursa Efek Indonesia tersebut melaporkan telah mencatatkan kenaikan penjualan alat berat sekitar 11% pada periode Januari-Maret 2022 dibandingkan periode sama tahun 2021. 

“Saat ini unit didominasi oleh produk LiuGong di mana mulai tahun 2021 kita benar benar melakukan penguatan penjualan di seluruh cabang-cabang Intraco Penta Group. Di samping itu untuk bisnis batubara membaik, jadi sangat korelasi dengan kenaikan akan kebutuhan alat berat,” tutur Sekretaris Perusahaan INTA, Astri Duhita Sari kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: PNBP Produksi yang Baru Berpotensi Tekan Industri Batubara, APBI Usulkan Insentif

Sama seperti UNTR, sebagian besar pendapatan bisnis alat berat INTA di tahun berjalan 2022 ini juga berasal dari segmen pasar di sektor pertambangan. Hitungan INTA, porsi kontribusinya mencapai sekitar 60% dalam bisnis alat berat INTA. 

Astri berujar, INTA melihat adanya peluang pemulihan dan pertumbuhan bisnis alat berat di tahun 2022. Optimisme ini berdasar pada prospek kinerja industri pertambangan dan juga perkebunan seperti minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO).

Berbekal optimisme ini, INTA mengincar pertumbuhan penjualan alat berat dibanding tahun 2021 pada tahun ini. “INTA menargetkan pertumbuhan penjualan alat berat sebesar 95% di tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Strategi yang utama ada penguatan organisasi penjualan dan purna jual di segmen pertambangan,” tutur Astri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×