kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.243   22,00   0,14%
  • IDX 6.914   16,59   0,24%
  • KOMPAS100 1.007   5,50   0,55%
  • LQ45 773   2,01   0,26%
  • ISSI 226   1,95   0,87%
  • IDX30 399   1,82   0,46%
  • IDXHIDIV20 462   1,17   0,25%
  • IDX80 113   0,60   0,53%
  • IDXV30 114   1,34   1,18%
  • IDXQ30 129   0,34   0,27%

Ini Rencana Pemerintah untuk Cegah Indonesia Kena Kutukan Sumber Daya Alam


Senin, 30 Juni 2025 / 06:50 WIB
Ini Rencana Pemerintah untuk Cegah Indonesia Kena Kutukan Sumber Daya Alam
ILUSTRASI. Pemerintah perlu melakukan diversifikasi setelah melakukan hilirisasi, contohnya dalam proyek hilirisasi mineral nikel.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - KARAWANG. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, agar Indonesia tidak menjadi negara dengan kutukan sumber daya alam, maka diperlukan adanya diversifikasi setelah melakukan hilirisasi, contohnya dalam proyek hilirisasi mineral nikel. 

Hal ini diungkap Bahlil dalam agenda Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi yang dibangun melalui konsorsium Aneka Tambang (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC) dan China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL)

"Kami laporkan bahwa atas arahan Bapak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara kutukan sumber daya alam. Artinya setelah tambang ini selesai harus ada diversifikasi hilirisasi apa yang akan kita bangun," ungkap Bahlil pada Minggu (29/6).

Menurut dia, proposal Feasibility Study (FS) terkait diversifikasi hilirisasi tambang sudah disampaikan kepada pihak ESDM dan akan segera ditindaklanjuti.

Baca Juga: Resmikan Proyek Ground Breaking Ekosistem Baterai, Bahlil Ungkap Bisa Hemat Impor BBM

"Bahwa kita memikirkan mulai sekarang pasca tambang investasi apa yang akan dibangun di sana," jelasnya.

Dalam proyek ekosistem industri baterai listrik terintegrasi dengan CBL yang juga merupakan anak usaha dari Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), kegiatan tambang akan berpusat di Maluku Utara, khususnya di Halmahera Timur. 

Diversifikasi dari proyek ini kata Bahlil, telah direncanakan pembangunan pusat ekonomi baru di sektor perikanan dan perkebunan pada tahun ke-8 hingga ke-9 proyek ini berjalan. Dan pusat ekonomi baru tersebut akan dibangun dengan memanfaatkan lahan bekas tambang.

"Agar begitu tambang selesai, tetap perputaran ekonomi di daerah terus berjalan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, menyampaikan proyek ini merupakan program kolosal yang akan mendukung tercapainya swasembada energi.

"Saya diberitahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Dan hitungan saya tidak lama, tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi," ujar Prabowo.

Asal tahu saja, proyek ini diklaim sebagai ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Dengan dua lokasi besar, yaitu pada produksi hulu di Halmahera Timur hingga produksi hilir atau produksi baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat. 

Baca Juga: Final! Bahlil Resmikan Ground Breaking Ekosistem Baterai Terintegrasi US$ 5,9 Miliar

Proyek yang juga memiliki nama lain sebagai Proyek Dragon ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar US$ 5,9 miliar dan mencakup area seluas 3.023 hektar.

Secara keseluruhan, proyek ini akan memiliki kapasitas produksi baterai kendaraan listrik sebesar 6,9 GWh yang kemudian akan ditingkatkan menjadi 15 Gigawatt hours (GWh).

Nantinya, industri baterai listrik terintegrasi ini diproyeksikan dapat menyuplai baterai bagi 300 ribu kendaraan yang dapat mengurangi impor BBM hingga 300.000 kilo liter per tahunnya.

Selanjutnya: Pelonggaran Moneter AS Bisa Kembali Mengangkat Bitcoin

Menarik Dibaca: Aplikasi WhatsApp Lebih Irit Kuota, Begini Cara Aktifkan Mode Hemat Data Seluler

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×