Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Setelah sempat terkoreksi, harga kopi dunia kembali melonjak. Lonjakan harga tidak hanya pada kopi robusta, tapi juga terjadi pada harga kopi arabika.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/10) , harga kopi robusta di Bursa New York untuk pengiriman Januari 2011 ada di level US$ 1,742 per ton. Padahal, satu bulan lalu harganya masih US$ 1,682 per ton, atau naik 3,56%.
Pemicu utamanya adalah melorotnya produksi kopi robusta di Vietnam dari 2,5 juta karung tahun lalu menjadi 2 juta karung tahun ini. Penurunan ini berpengaruh besar karena Vietnam adalah produsen robusta terbesar di dunia.
Produksi di Columbia sebagai produsen robusta terbesar kedua, juga turun karena ada gangguan hama. Maka pebisnis kopi di negara ini menurunkan prediksi panen tahun ini sebesar 5% menjadi hanya 9,5 juta karung.
Menurut Kona Haque, Analis Macquirie Group Ltd, harga kopi robusta akan pulih jika negara produsen robusta lain panen. "Stok kopi saat ini melorot di titik yang sangat rendah," ujarnya seperti dikutip Bloomberg Selasa (19/10).
Sementara harga kopi arabika di dunia naik gara-gara ada kekhawatiran turunnya pasokan kopi arabika dari Brazil, sebagai produsen terbanyaknya. Harga kopi arabika di Bursa New York untuk pengiriman Desember 2010 sudah ada di level US$ 1,909 per pound.
Di Indonesia, harga kopi arabika dan robusta juga melambung. Karena stok kopi turun akibat produksinya terganggu kondisi cuaca yang buruk.
Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, saat ini harga kopi Arabika di Medan, sentra produksi kopi arabika, mencapai Rp 31.669 per kilogram (kg). Padahal, awal Januari 2010 lalu, harganya baru Rp 25.133 per kg. Sedangkan harga kopi robusta Lampung saat ini Rp 12.092 per kg, naik dari awal 2010 yang sebesar Rp 9.788 per kg.
Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata memperkirakan, harga kopi dunia masih terus naik sampai akhir tahun. Pasalnya stok kopi mereka ditahan untuk kebutuhan dalam negeri.
Begitu pula di Indonesia, harga kopi juga akan terus naik. Selain karena produksi turun, eksportir juga menahan ekspor selama rupiah menguat. "Eksportir menunggu melemahnya rupiah agar keuntungannya tidak tergerus," kata Rachim, Rabu (20/10).
Herlina Kartika Dewi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News