kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga kopi arabika dari Wamena naik 32,5%


Senin, 18 Oktober 2010 / 07:12 WIB
Harga kopi arabika dari Wamena naik 32,5%
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. Harga kopi Arabika Wamena Papua untuk pengiriman bulan Oktober 2010 ini naik sebesar 32,5% dari bulan April 2010 lalu. Selion Karoba, Kepala Koperasi Baliem Arabica menjelaskan, kenaikan harga ini mengikuti tren kenaikan harga kopi arabika di pasar global.

Bulan ini, harga kopi arabika mencapai Rp 53.000 per kg; bandingkan dengan harga di bulan April lalu yang masih bertengger di level Rp 40.000 per kg.

Kopi dari Papua ini dipesan oleh Paragon sejak tahun 2009 lalu. Kopi arabika ini dikirimkan sebanyak dua kali untuk perusahaan kopi asal negeri Uwak Sam tersebut dengan volume 12 ton per pengiriman. Volume ini terbilang mini lantaran Paragon sesungguhnya meminta 20 ton per pengiriman. Hanya saja, Selion bilang, butuh waktu dua tahun untuk menggerakkan petani kopi di Wamena agar menggenjot produksinya.

Semuel Munua, Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Perindustrian, Perdangan dan Koperasi Wamena menjelaskan, hambatan dalam memenuhi pesanan dari paragon adalah pengumpulan hasil panen dari para petani. Pasalnya, medan di Papua tidak bisa ditempuh dengan mudah. Bahan, di beberapa tempat, satu-satunya cara untuk mengambil stok kopi hingga bisa dikumpulkan di gudang adalah menggunakan pesawat. Padahal, biaya pengiriman melalui pesawat mencapai Rp 7000 per kg. Sebab itu, Selion tak berani sembarangan meneken kontrak yang diajukan konsumen. Selama ini Selion berani menawarakan barang setelah kopi berada di gudang.

Sesungguhnya Wamena bisa menghasilkan kopi arabika sebanyak 50-60 ton per tahun. Kopi tersebut ditanam di area di Wamena dengan total luas 200 hektar. Sayangnya, minimnya akses kepada petani maupun sulitnya medan di Wamena membuat ekspor kopi dari kawasan ini masih terbilang mini.

Dari tingkat petani, kopi ini dibeli dengan banderol Rp 18.000 per kg. Tanpa memerinci harga kopi di pasar ekspor, Selion menjelaskan, selisih harga petani dan pasar ekspor terbilang lebar. Maklum, pihaknya harus menutupi biaya pengangkutan, pengumpulan dan rentang fluktuasi harga.

Untuk konsumen lokal, kopi ini dibanderol Rp 20.000 per kg. Menurut Semuel, serapan pasar lokal masih tipis. “Sekitar 1 ton per tahun karena masyarakat di Wamena lebih senang dengan kopi kemasan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×