kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Harga lelang gula tinggi, petani tebu gembira


Selasa, 17 November 2015 / 11:50 WIB
Harga lelang gula tinggi, petani tebu gembira


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Petani tebu pada tahun 2015 ini bisa tersenyum lebar. Sebab, kendati Harga Patokan Petani (HPP) gula tahun ini hanya Rp 8.900 per kilogram (kg), ternyata harga lelang gula musim giling tebu tahun ini lebih tinggi ketimbang tahun lalu.

Soemitro Samadikoen, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), menyatakan, pada akhir musim giling tebu yang jatuh pada November 2015, harga lelang gula berada di level Rp 10.100 per kg.

Namun, harga lelang gula tahun ini sempat mencapai Rp 11.100 per kg pada awal musim giling tebu pada Mei 2015 lalu.

Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga lelang gula tahun lalu yang jatuh ke Rp 7.400 per kg. Padahal, tahun lalu  HPP gula ditetapkan pemerintah sebesar Rp 8.500 per kg.

Dengan harga lelang gula saat ini, petani masih bisa memetik untung walaupun tidak besar.

"Masalahnya, rendemen petani kita masih rendah, hanya 9%-10% dan di sejumlah daerah bahkan hanya 5%-6%," ujar Soemitro kepada KONTAN, Minggu (15/11).

Menurut Soemitro, harga lelang gula tahun ini naik karena gula rafinasi yang merembes ke pasar gula konsumsi berkurang, meski tidak seluruhnya menghilang di pasar.

Dia bilang, wilayah yang ada pabrik gula rafinasi, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah, masih banyak dijumpai gula rafinasi yang merembes di pasar konsumsi.

Meski menikmati harga lelang gula tahun ini, Soemitro memprediksi tahun depan harga lelang gula petani berpotensi melorot. Alasan utamanya, adalah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bisa membuat impor gula melonjak, sehingga mempengaruhi harga lelang gula dari petani.

Soemitro juga mengaku masih menghitung target produksi gula rakyat pada tahun depan. Namun yang jelas, dia menargetkan rendemen panen tebu bisa meningkat menjadi 12%.

Tingginya harga lelang gula tahun ini juga bisa mendongkrak semangat petani untuk menanam tebu tahun depan. Pasalnya, Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan tahun 2016 produksi gula nasional bisa mencapai 3 juta ton atau naik dari target tahun ini yang hanya 2,7 juta ton.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pernah menyebut, dibutuhkan tambahan lahan tebu seluas 300.000 hektare (ha) untuk menggapai target tersebut.

Optimisme penambahan produksi ini bukan hanya mengacu pada penambahan luas tanam tebu, tapi juga bakal beroperasinya 10 pabrik gula baru ditambah ekspansi 15 pabrik gula yang sudah ada pada 2016.

Jika rencana ini berjalan mulus, pada tahun 2019, produksi gula nasional bisa tembus 4 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×