Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Upaya pemerintah mendesak pabrik gula (PG) rafinasi memiliki lahan tebu sendiri disambut positif perusahaan PG rafinasi. Kendati begitu, sampai saat ini PG rafinasi masih belum juga mendapatkan lahan yang mereka butuhkan untuk menanam tebu
Manager Hubungan Pemerintahan PT Sugar Labinta Sugiarto, salah satu PG rafinasi mengatakan, sampai saat pihaknya belum mendapatkan lahan untuk perkebunan tebu.
PG asal Lampung ini memiliki kapasitas produksi sebesar 540.000 tons of cane per day (tcd). "Sekarang kami masih belum mendapatkan lahan untuk penanaman tebu," ujar Sugiarto kepada KONTAN, Selasa (3/11).
Sugiarto mengatakan, Sugar Labinta membutuhkan lahan perkebunan tebu seluas 67.500 ha untuk bisa menyediakan bahan baku bagi PG milik mereka. Sugar Labinta sudah mulai beroperasi di Lampung sejak tahun 2008.
Menurut Sugiarto, PG anggota Asosaisi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) membutuhkan lahan perkebunan tebu seluas 625.000 ha. Lahan seluas itu dibutuhkan 11 PG anggota AGRI yang selama ini masih mengandalkan bahan baku impor untuk memproses gula kebutuhan industri.
Sulitnya mendapatkan lahan karena setiap PG membutuhkan perkebunan tebu yang berada dekat dengan lokasi PG milik perusahaan. Semetara Kemtan memiliki lahan kosong untuk dijadikan lahan tebu di daerah-daerah yang jauh dari lokasi PG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News