kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga meroket, Pertamina sulit membeli saham TPPI


Rabu, 14 Januari 2015 / 11:53 WIB
Harga meroket, Pertamina sulit membeli saham TPPI
ILUSTRASI. Manfaat bawang merah untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Azis Husaini | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Pertamina rupanya diam-diam sudah menawar 21,98% saham kilang Tuban milik Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) milik Agro Capital BV dan Agro Global Holdings BV. Saat itu sudah disepakati harga pembelian sebesar US$ 100 juta. Namun, hasrat membeli saham itu kini kandas lantaran Agro menaikkan harga saham itu menjadi US$ 300 juta.

Harga saham naik lantaran beberapa waktu lalu Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi merekomendasikan Pertamina untuk mengakuisisi kepemilikan saham pihak lain di Kilang Tuban milik TPPI. Tujuannya agar Pertamina bisa menambah produksi BBM Ron 92. Publikasi besar-besaran itulah yang membuat harga TPPI melejit.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengungkapkan, pihaknya tidak menyalahkan tim reformasi tata kelola migas untuk mengumumkan rekomendasi itu. 

Namun, seharusnya, Tim merekomendasikan masalah TPPI secara diam-diam ke pemerintah dan pemerintah melanjutkan ke Pertamina. "Tidak perlu dipublikasikan, karena masalah TPPI sangat kompleks dan dengan rekomendasi itu, pemegang saham lain yang semula mati suri jadi berharap banyak," ungkap Bambang kepada KONTAN, melalui pesan singkat, (13/1).

Menanggapi ini, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyatakan tak mengetahui kenaikan harga saham tersebut. "Tapi angka itu tidak logis," ujarnya. 

Meski demikian, Pertamina masih melihat perkembangan, apakah akan melanjutkan pembelian atau tidak. Sebab, saat ini, harganya sudah naik tinggi. "Saya tidak berani, tidak berani jawab, juga tidak berani eksekusi," imbuh dia.

Perlu diketahui, komposisi kepemilikan saham di TPPI saat ini adalah, Pertamina memiliki 26%, Kementerian Keuangan sebanyak 25%, Agro Capital BV dan Agro Global Holdings BV sebanyak 22% dan 2% dimiliki Sojitz dan Itochu. Sisanya dimiliki oleh pemegang saham lama.

Perlu diketahui, bila pembelian saham Agro tersebut berhasil, lalu saham Pertamina digabung dengan kepemilikan saham Kementerian Keuangan di TPPI, Pertamina akan memiliki saham mayoritas di TPPI. Dengan demikian, Pertamina bisa leluasa memproduksi BBM jenis Ron 92 untuk kebutuhan nasional. 

Sayang, saat ditanya apakah masalah kenaikan harga saham Agro akan dibahas dalam rapat Selasa (13/1) malam di kantor Menko Perekonomian, Bambang masih enggan memberikan jawabannya.

Asal tahu saja, Kilang TPPI memang sangat diperlukan oleh Pertamina guna menambah produksi bahan bakar minyak. Meskipun nanti berhasil menguasai Kilang TPPI, Pertamina tetap akan tetap membangun kilang baru. "Untuk rencana kilang di Bontang tetap diperlukan, karena kami masih kurang dua sampai tiga kilang baru lagi," imbuh dia.

Meski demikian, Gigih Prakoso, Senior Vice Presiden Corporate Strategic Growth Pertamina, menyampaikan hingga saat ini belum membahas kembali rencana pembelian saham itu dengan Agro karena kondisi keuangan Pertamina sedang tidak kondusif. "Mungkin kami belum ada atensi untuk meneruskan penawaran Agro yang dimaksud," ungkap Gigih.

Sementara itu, Direktur PT Tuban Petrochemical, induk dari TPPI, Riki Ibrahim, mengungkapkan, pihaknya menunggu arahan pemerintah, apakah saham TPPI akan dilelang secara umum atau langsung diserahkan kepada PT Pertamina untuk mengelolanya. "Kami tidak bisa menentukan, hanya mengikuti. Terserah Kementerian BUMN bagaimana," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×