kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Harga Minyak Mentah Masih Tinggi, Harga Asli Pertalite Mencapai Rp 12.000 Per Liter


Rabu, 01 November 2023 / 18:38 WIB
Harga Minyak Mentah Masih Tinggi, Harga Asli Pertalite Mencapai Rp 12.000 Per Liter
ILUSTRASI. Tren kenaikan harga minyak mentah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir turut mempengaruhi harga keekonomian BBM Pertalite. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tren kenaikan harga minyak mentah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir turut mempengaruhi harga keekonomian BBM yang dijual di dalam negeri termasuk untuk Pertalite.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, saat ini harga keekonomian Pertalite masih lebih tinggi ketimbang harga jual yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.000 per liter.

"Harga keekonomian Pertalite masih lebih. Bisa sekitar Rp 2.000-an," kata Tutuka di Kementerian ESDM, Rabu (1/11).

Baca Juga: Konsumsi Pertalite Capai 75% Hingga Oktober 2023

Tutuka menjelaskan, dengan kondisi saat ini, pemerintah pun belum memiliki rencana untuk menurunkan harga jual Pertalite.

Menurutnya, saat ini harga minyak mentah cenderung belum stabil. Ia mencontohkan, di tengah tren harga minyak mentah yang meningkat, sejumlah Badan Usaha (BU) justru menurunkan harga jual BBM.

Baca Juga: Jaga Kuota Pertalite Tak Jebol, Begini Strategi Kementerian ESDM

Salah satu faktor pendorongnya yakni konflik Palestina-Israel yang kini masih berlangsung. Menurutnya, peranan negara OPEC+ cukup penting dalam menjaga tingkatan harga minyak mentah.

"Saya kira ini kan harga masih tidak stabil. Sejak kemarin OPEC+ mengurangi suplai. Tapi pada saat tertentu dia akan menambah suplai. Jadi ya perannya Saudi Arabia itu dan OPEC+  menentukan," pungkas Tutuka.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×