Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, kegiatan operasional memang masih berjalan normal dengan penerapan protokol yang lebih ketat. Namun, imbuhnya, pandemi corona ini berpotensi akan berdampak terhadap pencapaian perusahaan di kuartal I 2020.
"Pencapaian kuartal I 2020 mungkin ada sedikit pengaruhnya, terutama sepanjang bulan Maret ini harga minya rendah dan mulai masif penularan Covid-19 di Indonesia," kata Nanang.
Baca Juga: SKK Migas: Operasionalisasi lapangan Kepodang harus lebih efisien
Meski demikian, Nanang mengatakan, hal tersebut belum akan mengubah target produksi dan lifting migas di tahun ini. Sejauh ini, katanya, Pertamina EP masih optimistis bisa mengejar target lifting migas sebagaimana yang direncanakan dalam WP&B tahun 2020.
"Sampai saat ini belum terpengaruh pada produksi atau lifting. Kemarin diskusi dengan Tim SKK Migas via online, kesimpulannya belum akan mengubah rencana kerja, tapi lebih ke usaha-usaha cost efisiensi," terangnya.
Nanang menjelaskan, upaya efisiensi tersebut antara lain meliputi pemotongan anggaran-anggaran kegiatan yang tidak berhubungan dengan peningkatan produksi dan cadangan, negosiasi kontrak-kontrak dengan vendor, serta fokus pada program-program quick yielding.
Adapun, pada tahun ini target lifting Pertamina EP sebesar 85.000 bopd minyak dan 765 mmscfd gas. Hingga 22 Maret, kata Nanang, realisasi lifting minyak berada di angka 81.601 bopd dan 956 mmscfd untuk gas. "96% terhadap draw down target untuk oil dan 105% terhadap draw down target untuk gas," kata Nanang.
Baca Juga: Transisi Rokan, Chevron bakal lanjutkan investasi hingga akhir kontrak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News