kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga naik, petani rajin tanam jagung


Senin, 24 Oktober 2011 / 22:12 WIB
Harga naik, petani rajin tanam jagung
ILUSTRASI. PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR).?


Reporter: Handoyo | Editor: Test Test

JAKARTA. Cuaca yang mendukung, ditambah lagi dengan harga jual jagung yang cenderung naik, mendorong minat petani membudidayakan komoditas pengganti beras ini. Dengan kondisi yang cerah ini, Kementrian Pertanian menargetkan produksi jagung terus tumbuh 10% per tahun.
Maxdeyul Soya, Sekretaris Dewan Jagung Nasional, membenarkan musim tanam tahun ini lebih baik ketimbang tahun lalu. "Cuaca tahun ini tidak seekstrem tahun lalu," ujar Soya kepada KONTAN , kemarin (24/10). Lagipula tren harga jagung di pasar dunia sekarang masih tinggi.

Maka itu, Soya optimis target produksi 24 juta ton per tahun akan tercapai pada tahun 2012. Namun untuk tahun ini, target sebesar 22 juta ton memang belum bisa tercapai. Ini lantaran jumlah produksi jagung masih terpengaruhi anomali cuaca tahun lalu.

Sebagai catatan, tahun ini Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, angka ramalan I (Aram I) produksi jagung tahun 2011 sebesar 17,93 juta ton. Jumlah ini turun sekitar 438.960 ton atau 2,39% ketimbang produksi tahun lalu. Berdasarkan angka sementara (Asem) BPS, produksi jagung tahun 2010 18,36 juta ton.

Senada denga Soya, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Udoro Kasih Anggoro, mengatakan, harga jagung yang stabil, membuat petani tertarik untuk menanam jagung. "Saya optimis jumlah petani jagung meningkat," kata Udoro kepada KONTAN, kemarin (24/10).

Meskipun demikian, ada satu permasalahan. Mayoritas petani lokal masih menerapkan pembudidayaan jagung menggunakan metode tadah hujan. Akibatnya, ketika musim kemarau tiba, otomatis mereka tidak bisa melakukan aktivitas penanaman. "Pola pertanian itu sangat seasonal, tidak bisa berkelanjutan," ujar Soya.

Udoro menambahkan, sebagian petani juga masih menggunakan teknologi rendah sehingga produksinya tak maksimal. Ia mencatat, 15,5% dari sekitar 6,71 juta petani jagung di Indonesia kurang maksimal dalam segi hasil.

Desianto Budi Utomo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI) membeberkan, menurut data American Soybean Association Singapura, produksi jagung lokal di 2010 sebenarnya hanya 9,5 juta-10 juta ton. Ini jauh di bawah perhitungan pemerintah yang sebesar 18,5 juta ton.

Namun, dari sisi kualitas sebenarnya jagung lokal tak kalah dari jagung impor. Desianto menuturkan, selain lebih segar, kandungan pigmen warna kuning (xanthophyl) jagung lokal lebih tinggi.

Agar petani lebih maksimal membudidayakan jagung, Soya menyarankan pihak swasta, dalam hal ini pabrik pengolahan jagung, menjamin pembelian hasil produksi dari petani. Sedang untuk menjaga stok ketersediaan jagung, Soya berharap ada gudang penyimpanan hasil jagung. Sebab selama ini, petani menjual jagung bertepatan dengan masa hujan atau basah, sehingga pengeringan tidak maksimal dan harga jatuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×