Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia, sejumlah penyedia bahan bakar minyak (BBM) swasta ikut mengerek harga jual. Salah satu harga bensin yang naik cukup tajam ialah BBM dengan kandungan oktan (RON) 90.
Per-Juni 2022, BP-AKR menaikkan harga jual BP 90 menjadi Rp 14.300 per liter dari Rp 12.850 per liter. Harga jual BP 90 di bulan ini jika dibandingkan dengan awal tahun sudah naik cukup tinggi, di Januari 2022 harga BP 90 sebesar Rp 11.850 per liter.
Sedangkan, sejak awal tahun hingga saat ini BBM RON 90 milik Pertamina yakni Pertalite harganya masih anteng bertengger di Rp 7.650 per liter di semua wilayah di Indonesia.
Lantas jika dihitung-hitung, selisih harga Pertalite dengan BP 90 kini mencapai Rp 6.650 per liternya.
Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati memastikan, harga Pertalite sampai hari ini tidak naik lantaran adanya dukungan pemerintah menambah alokasi subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022.
Baca Juga: Ini Alasan Harga BBM BP-AKR Naik di Juni 2022
Sebagai informasi, belanja subsidi BBM dan LPG pada tahun 2022 semula dianggarkan hanya Rp 77,5 triliun dan Kompensasi BBM Rp 18,5 triliun.
Selain itu, pemerintah menetapkan kebijakan penambahan subsidi Rp 71,8 Triliun dan Kompensasi BBM Rp 234 triliun, atau menjadi Rp 401,8 Triliun pada tahun 2022 (asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 100 per barel).
“Dukungan pemerintah kepada Pertamina tidak hanya dengan menambah alokasi subsidi BBM dan LPG, namun juga dibuktikan dengan pembayaran kompensasi BBM yang sudah berlangsung sejak awal tahun 2022,” ungkap dia, Jumat (3/6).
Nicke menegaskan pihaknya memastikan pasokan BBM dan LPG mencukupi dan pengawasan terus ditingkatkan agar alokasi subsidi energi ini bisa tepat sasaran.
Dalam kaca mata pengamat, harga Pertalite jauh di bawah harga keekonomian-nya. Adapun kenaikan harga BBM yang dijual operator swasta merefleksikan biaya pengadaan bahan bakar di tengah tingginya harga minyak mentah dunia.
Executive Director ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan harga BBM oleh pelaku non-Pertamina mencerminkan biaya pengadaannya saat ini yang memang sudah di kisaran angka tersebut.
Baca Juga: Soal Pembatasan Pembelian Pertalite, Begini Catatan Pengamat
“Ke depannya harga BBM akan terus naik atau tidak, tentu tergantung variabel penentunya, utamanya harga minyak mentah dunia. Jika konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan peluang harga minyak menjadi lebih tinggi akan cukup besar,” jelasnya kepada Kontan.co.id.