kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga properti mewah di Jakarta naik 80% 5 tahun


Kamis, 14 Maret 2013 / 06:14 WIB
Harga properti mewah di Jakarta naik 80% 5 tahun
ILUSTRASI. Ilustrasi madu.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Investor asing menganggap investasi properti di Indonesia masih menarik. Investor tertarik masuk di hampir seluruh sektor properti, yakni apartemen, perumahan, perkantoran, industri, hotel, vila dan kondotel.

Mayoritas investor yang melirik Indonesia berasal dari Asia seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Hong Kong, Dubai, India dan Korea Selatan. Ada pula investor asal Prancis. "Mereka masuk sebagai pengembang, karena sampai saat ini keran kepemilikan asing belum dibuka," jelas Associate Director Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji, Rabu (13/3).

Salah satu alasannya adalah harga properti residensial mewah di Indonesia terus meningkat. Konsultan properti Knight Frank mencatat, rata-rata harga properti residensial mewah di Jakarta pada 2012 adalah US$ 3.746 per meter persegi (m2). Harga ini sudah naik 80% dalam tempo lima tahun, dari 2007 sampai 2012.

Tapi, harga itu masih di bawah Bangkok dan Kuala Lumpur, masing-masing US$ 8.850 per m2 dengan kenaikan 131% dan US$ 5.000 per m2 dengan kenaikan 82%. Dari sisi harga, Jakarta memang masih ketinggalan. "Tapi, itu tak bisa dibandingkan karena perbedaan infrastruktur, populasi dan pendapatan," ujar Hasan.

Secara global, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sejumlah negara melahirkan banyak orang kaya. Dalam laporan bertajuk The Wealth Report, Knight Frank menyebutkan, jumlah penduduk dunia dengan kekayaan di atas US$ 30 juta di 2012 sebanyak 190.000 orang, bertambah dari 181.000 orang di tahun 2011.

Knight Frank memproyeksikan, aset kaum jetset yang mengalir ke properti akan naik 25% di tahun ini. "Aset yang disimpan sebagai uang tunai dan
surat utang pemerintah justru akan menurun, masing-masing 6% dan 22%," terang Research Director Knight Frank Asia Pasifik, Nicholas Holt.

Investasi yang mengalir ke properti komersial secara global di tahun 2012 tercatat US$ 92 miliar, melesat hampir dua kali lipat dalam waktu tiga tahun, yaitu US$ 47 miliar di 2009. Tapi Knight Frank tidak memiliki prediksi nilai investasi properti yang akan masuk Indonesia. Yang jelas, Indonesia diperkirakan menjadi pasar real estate teratas di kawasan Asia Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×