Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga telur ayam tengah terjun bebas sejak akhir September 2016 lalu. Setelah hampir sebulan jatuh di bawah harga pokok produksi (HPP), harga telur belum juga menunjukkan tanda-tanda akan naik. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan peternak layer yang bisnisnya menuju kebangkrutan.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan harga telur saat ini di daerah Jawa Tengah (Jateng) sudah berada di kisaran Rp 15.000 per kilogram (kg).
Sementara di Jawa Barat (Jabar) sudah berada dikisaran Rp 16.000 per kg. "Harga ini jauh di bawah HPP telur sebesar Rp 17.500 per kg," ujar Singgih kepada KONTAN, Rabu (26/10).
Singgih menjelaskan harga telur jatuh akibat terjadinya kelebihan produksi sejak bulan lalu hingga Oktober ini. Sementara pada waktu bersamaan terjadi penurunan permintaan dari konsumen. Akibatnya harga telur pun jatuh. Kelebihan produksi itu mencapai sekitar 5% hingga 10% dari permintaan pada umumnya.
Sebagai perbandingan rata-rata produksi telur nasional mencapai 7.000 ton sampai 7.800 ton per hari saat ini. Kendati begitu ia optimistis pada awal November nanti harga telur kembali normal karena permintaan akan meningkat menjelang akhir tahun.
Selain harga telur yang jatuh, Singgih juga mengatakan harga ayam broiler juga jatuh dikisaran Rp 15.000 per kg. Harga tersebut jauh di bawah HPP yang sebesar Rp 18.000 per kg. Penurunan harga ayam ini terjadi karena perusahaan integrator menjual daging ayam di pasar tradisional.
Sementara itu, mereka tidak Rumah Potong Hewan (RPH) milik mereka. Sementara itu, beluk ada juga pengaturan tataniaga. "Maka menjadi kewajiban pemerintah untuk segera mengatur tataniaganya," terangnya.
Selain itu, Singgih juga mendorong agar pemerintah segera mengatur agar perusahaan integrator menjual minimal 50% dari hasil budidayanya di rumah potong di RPH dan di dalam rantai dingin.
Koordinator Forum Peternak Layer Nasional (PLN), Ki Musbar menambahkan harga terendah telur saat ini dikisaran Rp 14.000 per kg dan tertinggi Rp 16.000 per kg. Sementara harga ditingkat konsumen sekitar Rp 18.000 - Rp 20.000 per kg.
Menurutnya HPP telur sebesar Rp 17.500 per kg seiring dengan naiknya harga jagung sebesar Rp 4.500 per kg atau jauh di atas batas atas yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) Rp 3.750 per kg. "Kalau tidak ada perubahan harga ya tinggal tunggu bangkrut saja," sesal Musbar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News