kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.534   -79,00   -0,48%
  • IDX 6.951   52,84   0,77%
  • KOMPAS100 1.008   7,42   0,74%
  • LQ45 780   5,45   0,70%
  • ISSI 222   2,05   0,93%
  • IDX30 403   2,21   0,55%
  • IDXHIDIV20 476   1,29   0,27%
  • IDX80 114   0,79   0,70%
  • IDXV30 116   0,62   0,54%
  • IDXQ30 131   -0,06   -0,05%

Harga tembakau meroket hingga Rp 100.000 per kg


Selasa, 26 Agustus 2014 / 15:28 WIB
Harga tembakau meroket hingga Rp 100.000 per kg
ILUSTRASI. IHSG akan bergerak dalam rentang area support pada level 6.750 dan resistance pada level 6.850, Senin (13/3).


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menutup akhir bulan Agutus, sejumlah daerah yang menjadi sentra produksi tembakau mulai panen. Panen tembakau masih terus terjadi sampai September mendatang. Harga tembakau juga meroket hampir 100%.

Abdus Setiawan, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, kenaikan harga tembakau terjadi karena produksi di Jawa Barat yang mengalami gagal panen.

Gagal panen terjadi karena serangan hama penyakit dan cuaca yang lembab. Kondisi ini membuat ketersediaan tembakau belum aman. Sebaliknya, Jawa Tengah dan Jawa Timur telah memasuki musim panen tembakau. Daerah di Jember, Bonowoso, Probolinggo dan Madura telah memasuki musim panen tembakau.

Abdus menyebut harga tembakau di Sleman mencapai Rp 100.000 per kilogram (kg) lalu di Klaten sebesar Rp 110.000 per kg. Harga tembakau dari Temanggung senilai Rp 120.000 per kg. Padahal rata-rata harga tembakau tahun lalu berkisar Rp 40.000 per kg.

Awal tahun harga tembakau juga hanya sekitar Rp 50.000 per kg. Namun secara rata-rata harga tembakau di pasar mencapai Rp 80.000 per kg.

"Harga naik karena ada kekhawatiran antara supply dan demand. Padahal stock aman tapi harus diakui kualitas tembakau nasional juga bagus," ujar Abdus pada Senin (25/8).

Tingginya harga jual tembakau ini diyakini mendorong semangat petani untuk kembali menanam tembakau. Sehingga target produksi akhir tahun diperkirakan bakal mencapai target hingga 300.000 ton sampai 330.000 ton berkaca pada pencapaian produksi hingga Agustus sebesar 168.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×