Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi batubara bisa mencapai 735 juta ton di tahun 2025. Jika dibandingkan dengan target produksi di tahun 2024 yang sebesar 710 juta ton, maka target tersebut naik 3,52%.
"Itu (target produksi) 735 (juta ton)-an. Pertimbangannya untuk kebutuhan domestik sama kebutuhan ekspor," kata Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Tri Winarno dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja ESDM 2024, Senin (3/2).
Lebih lanjut, Tri bilang, dari target produksi batubara tersebut, sekitar 230-an juta ton akan digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Artinya kebutuhan batubara dalam negeri akan sekitar 30,3% dari total produksi batubara.
Tri menjelaskan bahwa angka target produksi memang selalu lebih rendah daripada Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) batubara, karena dipengaruhi beberapa hal.
"Jadi bedakan antara RKAB dengan target produksi. Karena, biasanya, terjadi (sengketa) dispute, misal sekarang sudah mengajukan RKAB, tetapi lahannya gak bisa dibebaskan," jelas Tri.
Baca Juga: Blak-blakan! Menteri ESDM Bahlil Bongkar Ada Permainan Harga Gas Elpiji 3 Kg!
Adapun, jika melihat volume produksi berdasarkan RKAB 2025 maka total produksi tahun ini berada pada angka 900 juta-an ton.
"Kalau di RKAB (tahun 2025) masih di angka 900-an (juta ton)," kata Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara ESDM, Julian Ambassadur Shiddiq kepada Kontan beberapa waktu lalu.
Sedangkan kebutuhan batubara domestik atau Domestic Market Obligation (DMO) pada tahun 2025 berada di angka 239,7 juta ton.
Adapun peningkatan produksi dari sisi target serta RKAB ini dibidik oleh ESDM dilakukan di tengah menurunnya harga batubara global.
Mengutip Trading Economics, Senin (3/2), harga batubara berada level US$ 118,5 per ton, naik 1,37% dibanding penutupan Jumat (31/1). Namun dalam sebulan, harga batubara turun 4,9%.
Sejak awal tahun, harga batubara telah turun US$ 6,75 per ton atau sebesar 5,39%. Harga batubara diperkirakan akan kembali turun menyentuh US$ 118,28 per ton pada akhir kuartal ini.
Selanjutnya: Aktivitas Manufaktur Indonesia Januari 2025 Menguat, Kemenkeu: Jadi Sinyal Positif
Menarik Dibaca: Tips Memilih Asuransi Kesehatan Tambahan dari Sompo Insurance
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News