Reporter: Dani Prasetya | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Hari pertama penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) menghasilkan total transaksi bisnis senilai US$ 33,9 juta.
Produk yang paling diminati pada 19 Oktober 2011 meliputi furnitur, kopi, kosmetik dan produk herbal, produk berbahan kayu, serta produk agricultural. Perhelatan yang bersamaan dengan pergantian menteri itu dihadiri oleh 2.278 pembeli yang berasal dari 65 negara. Sekitar 84,9% di antaranya berasal dari pasar nontradisional termasuk negara berkembang, sedangkan sisanya sebesar 15,1% berasal dari negara tradisional.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perindustrian Hesti Indah Kresnarini mengutarakan, porsi pembeli yang didominasi negara nontradisional mengindikasikan keberhasilan upaya diversifikasi pasar. "Ini penting untuk dongkrak pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia di tengah krisis global," jelasnya, Kamis (20/10).
Hal yang dinilai menjadi salah satu kontributor pencatatan transaksi bisnis pada TEI 2011 lantaran adanya konsep anjungan produk utama (APU) yang mengusung konsep revitalisasi. Konsep itu menampilkan kreativitas dan ramah lingkungan. Area yang menampilkan produk utama itu dibangun dengan bahan konstruksi yang sebagian besar dapat didaur ulang.
Sebagai gambaran, perhelatan itu terdiri dari zona produk 10+10+3 (produk utama, potensial, jasa), zona Primaniyarta 2010 (peraih penghargaan kinerja ekspor), dan zona industri kreatif (produk ekspor kreatif berbasis budaya dan teknologi).
Selain itu, area TEI juga meliputi zona Global Brands (merek nasional yang mendunia), zona Eco-Produk (produk ramah lingkungan), dan zona Services (produk jasa berstandar internasional).
Hesti menuturkan, konsep itu membuat salah satu produk ramah lingkungan yaitu Unit Tata Udara menarik minat pembeli lokal dari sektor manufaktur, rumah sakit, dan perkantoran. Bahkan, penyejuk udara berinovasi penghematan energi sebesar 25% dibanding penyejuk ruangan konvensional itu membuat pembeli asal Amerika Serikat dan Belanda untuk menjajaki kontrak dagang dengan perusahaan bersangkutan.
Produk yang disebut bisa mempertahankan kelembapan udara ruangan di bawah 60% itu, katanya, mendapat penghargaan Asean Energy Award untuk periode 2007–2011.
Selain penyejuk ruangan, produk ban bermotif batik parang, pesisir, dan pagi-sore menjadi salah satu produk yang menjadi andalan merek nasional yang mendunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News