Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimistis pada prospek harga emas dan pemulihan ekonomi yang lebih baik di 2021, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memprediksikan mampu bukukan kenaikan penjualan emas 15% tahun ini.
Sementara itu, jika berkaca pada data Bloomberg sepanjang year to date (ytd) harga emas di pasar spot cenderung bergerak lesu atau koreksi 6,42% ke level US$ 1.776,51 per ons troi per Jumat (16/4). Sekedar mengingatkan, akhir 2020 harga emas spot ditutup pada level US$ 1.898,36 per ons troi.
Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer Hartadinata Abadi Denny Ong mengungkapkan, pergerakan harga emas di awal tahun ini masih cenderung stabil. Bahkan, pergerakan harga emas yang murah saat ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat membeli emas, baik itu perhiasan maupun logam mulia.
"Tahun ini, kami melihat prospek yang lebih baik khususnya dari sisi logam mulia. Ditambah lagi, jelang lebaran kami ekspektasikan (permintaan lebaran) tahun ini lebih baik dibandingkan lebaran tahun lalu," kata Denny kepada Kontan.co.id, Minggu (18/4).
Baca Juga: PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Berambisi Menambah 100 Jaringan Gadai Emas
Selain itu, seiring meningkatnya harapan pemulihan ekonomi di 2021 Denny meyakini permintaan masyarakat akan perhiasan bakal lebih baik tahun ini. Untuk itu, Hartadinata Abadi menargetkan penjualan emas bisa setara dengan capaian 2019 atau tumbuh 15% tahun ini, dibandingkan capaian akhir 2020.
Sebagai gambaran, pada 2019 perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham HRTA tersebut membukukan pendapatan sebanyak Rp 3,24 triliun. Untuk akhir 2020, Denny mengungkapkan penjualan Hartadinata naik sekitar 12% dari capaian tahun sebelumnya. "Kami ada target yang lebih tinggi tahun ini, secara volume penjualan 2021 diprediksi naik 15%, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang kenaikannya 12%," tambah Denny.
Apalagi, dia mengungkapkan kalau bisnis perhiasan di Indonesia cukup berbeda dibandingkan negara lain. Masyarakat erat kaitannya dengan budaya menyimpan emas. Selain itu, harga komoditas emas yang lebih menarik dan minat masyarakat untuk membeli emas tahun ini diyakini lebih tinggi dibandingkan 2021.
Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) proyeksi kontribusi bisnis gadai baru 2% di tahun ini
Adapun tahun lalu penjualan perhiasan masih mendominasi bisnis HRTA atau sekitar 87%, sedangkan penjualan logam mulia yang baru dimulai di 2019 berkontribusi sekitar 13%-14% terhadap total penjualannya. Untuk tahun ini, prediksinya kontribusi penjualan logam mulia bisa meningkat menjadi 20% dan perhiasan di kisaran 80%. "Dilihat dari volume, penjualan tahun ini trennya masih didominasi perhiasan, meskipun ada diversifikasi dengan meningkatkan penjualan logam mulia," imbuh Denny.
Untuk tahun ini, fokus rencana kerja HRTA tak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. Hartadinata masih akan gencar mendorong penjualan perhiasan termasuk logam mulia. Bahkan, HRTA juga berencana menelurkan satu hingga dua produk baru dengan menawarkan berbagai desain terkini dan kadar baru yang belum ada di market saat ini. "Pengembangan toko juga dilakukan, karena kami bersinergi dengan Pegadaian. Kami juga melakukan pengembangan unit usaha," tambahnya.
Baca Juga: Hartadinata (HRTA) catat kinerja ciamik di kuartal III 2020 imbas kenaikan harga emas
Untuk menopang rencana kerja tahun ini, HRTA juga menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar. Adapun alasan capex 2021 lebih rendah dibandingkan capex tahun lalu yang berkisara US$ 60 miliar lantaran sudah banyak belanja modal yang dikucurkan tahun lalu.
Denny menjelaskan, penggunaan capex tahun ini bakal digunakan untuk rencana ekspansi HRTA menambah toko baru dan peralatan. Sebagai informasi, tahun ini perusahaan berencana memperbanyak toko di NTT dan NTB.
Namun karena bencana alam, Hartadinata harus menunda sementara rencana tersebut. "Langkah lainnya, tahun ini kami akan merambah (buka toko baru) ke daerah Sulawesi, khususnya di Makasar," ujar Denny.
Sebagai informasi, sebanyak 65 toko perhiasan HRTA sudah tersebar di Indonesia. Targetnya, hingga 2022 perusahaan bakal memiliki 100 toko perhiasan, bahkan di tengah tantangan pandemi Covid-19 Denny menekankan pihaknya bakal terus berupaya untuk mencapai target tersebut.
Baca Juga: PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Masih Bertenaga Membuka 65 Toko Perhiasan Lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News