kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,50   6,04   0.66%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harum aroma wine coffee mulai pikat petani


Selasa, 29 Oktober 2019 / 20:27 WIB
Harum aroma wine coffee mulai pikat petani
ILUSTRASI. Wangi aroma wine coffee mulai dijajal petani


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

Saban tahun rata-rata panen kopi di kelompok tani Yudi sekitar 1,5 ton digunakan untuk wine coffee dari total tanaman sekitar 20.000 batang pohon yang sudah produksi. Ada 35 petani dalam satu kelompok tani yang menyetor di Kopi Anggrung.

Baca Juga: MAPB Masih Mengandalkan Kontribusi Starbucks

Produksi wine coffee Kopi Anggrung tepatnya Desa Reco, Dusun Anggrunggondok, Wonosobo Jawa Tengah. Produksi wine coffee Yudi memang melihat permintaan pasar.

Harga wine coffee di Kopi Anggrung dibandrol Rp 50.000 sampai Rp 70.000 per ons. Produk wine coffee milik Kopi Anggrung berupa biji kopi yang sudah disangrai dan siap seduh.

Untuk penjualan produknya Yudi sudah memanfaatkan ecommerce selain penjualan langsung di Rumah Kopi Anggrung Wonosobo. Saban bulannya ia mampu menjual wine coffee kira-kira sampai 50 kilogram.

"Penjualan dominan wine coffee, model pesan banyak misal ada yang pesan lima kilogram ada tujuh kilogram, kita banyak pesenan kebetulan ini permintaan wine terus naik," jelas Yudi.

Baca Juga: Mari kembali seruput harum laba dari kopi kekinian

Tak hanya orang Indonesia yang tertarik mencicip wine coffee, banyak warga negara asing seperti Amerika, Scotlandia disebut Yudi yang memesan padanya.

Tawaran ekspor juga banyak berdatangan untuk Kopi Anggrung seperti ke Australia dan Belanda namun Yudi masih belum berani menyanggupinya.

"Kebutuhan dalam negeri masih sering kurang itulah kenapa saya belum berani ekspor. Tapi tawaran banyak buat ekspor, jadi sekarang paling ya orang asing pesan aja," sambung Yudi.

Belum terpenuhinya permintaan domestik disebut Yudi merupakan efek dari tantangan yang ia dan kelompok tani rasakan saat ini. Bagaimana mengajak masyarakat untuk tertarik membudidayakan kopi menjadi tantangan saat ini.

Baca Juga: Pertarungan Pebisnis Ritel di Gerai Coffee Shop

Di Temanggung misalnya Yudi berharap banyak petani tembakau yang dapat menerapkan metode tumpang sari untuk tanaman kopi dan tembakau.

Dengan begitu ia menyebut petani akan ada pemasukan tambahan selain tembakau. Melihat ceruk peminat kopi yang tinggi saat ini Yudi ingin pada petani tembakau atau masyarakat dapat terjun ke budidaya kopi. Sehingga permintaan kopi di domestik yang terus naik dapat terpenuhi bahkan mampu capai ekspor.

"Kita sekarang harus bicara soal budidaya, sebelum capai ekspor. Itu yang kami sedang lakukan, bagaimana ajak masyarakat ikut budidaya kopi," terang Yudi.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×