Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Hasil studi yang dilakukan Litbang Kompas menegaskan posisi strategis Industri Hasil Tembakau (IHT) sebagai salah satu sektor utama penggerak perekonomian nasional dari hulu ke hilir. Kontribusi IHT tidak hanya signifikan dalam sektor industri pengolahan, tetapi juga menciptakan dampak berganda yang substansial di berbagai sektor terkait.
Studi Litbang Kompas menyoroti peran penting IHT dalam lanskap ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan riset tersebut, IHT tercatat menyumbang sekitar 4,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pengolahan, menempatkannya dalam jajaran 10 sektor utama yang menjadi tulang punggung industri pengolahan nasional.
Daya Serap Tenaga Kerja dan Kontribusi PDB
Selain kontribusi PDB, IHT juga memiliki kapasitas serap tenaga kerja yang masif. Litbang Kompas mencatat, industri ini secara langsung menciptakan sekitar 2,6 juta lapangan kerja. Jika dihitung secara keseluruhan, termasuk rantai nilai dan sektor terkait (baik formal maupun informal), jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 6 juta orang. Angka ini memperkuat IHT sebagai sistem ekonomi yang inklusif dan terintegrasi. Dalam klasifikasi sektor padat karya, IHT termasuk dalam tiga sektor penyumbang PDB industri pengolahan terbesar, dengan kapasitas menyerap jutaan tenaga kerja.
Peran Sentral HMSP dalam IHT
Salah satu pemain utama yang memainkan peran sentral dalam rantai pasok industri ini adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Dengan pangsa pasar mencapai 27,4%, operasional HMSP yang telah berjalan selama 112 tahun menjangkau semua lini, mulai dari pembelian bahan baku pertanian hingga distribusi retail dan logistik.
Riset Litbang Kompas mencatat bahwa aktivitas ekonomi HMSP menghasilkan dampak berganda senilai Rp204,1 triliun per tahun, yang setara dengan sekitar 1% dari PDB nasional. Efek ini tercermin dalam rasio multiplier sebesar 1,7 kali lipat, di mana setiap Rp1.000 dari aktivitas bisnis HMSP mampu menggerakkan nilai ekonomi hingga Rp1.700. Yang menarik, nilai tambah yang dihasilkan HMSP setara dengan sekitar 50% dari total PDB sektor IHT, menjadikan HMSP sebagai kontributor tunggal terbesar dalam industri ini.

Kontribusi ekonomi HMSP meluas ke berbagai sektor lain, di antaranya:
- Sektor Pertanian: Memberikan nilai tambah sekitar Rp27,8 triliun melalui pembelian bahan baku utama, seperti tembakau dan cengkih.
- Sektor Ritel Modern: Berkontribusi sekitar Rp6,9 triliun melalui distribusi produk di berbagai jaringan ritel nasional.
- Sektor Logistik: Aktivitas produk HMSP menghasilkan nilai ekonomi sekitar Rp2,4 triliun.
Temuan ini secara tegas menempatkan HMSP tidak hanya sebagai pelaku industri, tetapi juga penggerak ekonomi lintas sektor yang memperkuat perputaran ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Komitmen Inklusif dan Kolaborasi Strategis
Dampak berganda HMSP juga terefleksi dalam komitmen pembangunan inklusif dan berkelanjutan melalui Payung Program Keberlanjutan ”Sampoerna untuk Indonesia”. Salah satu pilar utamanya adalah:
- Kemitraan Pertanian: Mendukung lebih dari 19.500 petani tembakau dan cengkih (melalui mitra pemasok) pada tahun 2024, dengan penyediaan prasarana, pendampingan, dan jaminan penyerapan hasil panen.
- Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Mengembangkan Sampoerna Retail Community (SRC), jaringan toko kelontong binaan yang mencakup lebih dari 250.000 toko di seluruh Indonesia. Berdasarkan Riset Kompas Gramedia (KG) Media, toko kelontong yang bergabung dengan SRC mengalami kenaikan omzet dengan rata-rata hingga 42%. Secara agregat Toko SRC menghasilkan kontribusi ekonomi senilai Rp236 triliun per tahun, setara dengan 11,36% dari PDB sektor retail nasional tahun 2022.
- Pembinaan UMKM: Melalui Sampoerna Entrepreneurship Training (SETC), HMSP sejak 2007 telah melatih lebih dari 97.000 peserta dan membina lebih dari 1.600 UMKM, di mana lebih dari 200 di antaranya telah berhasil menembus pasar ekspor, dan lebih dari 80% telah terdigitalisasi.
Terbaru, HMSP menunjukkan langkah strategis dalam memperkuat ekosistem SRC melalui penandatanganan nota kesepahaman strategis dengan lima perusahaan BUMN pada 22 Agustus 2025:
- Perusahaan Umum (Perum) BULOG: Perluasan jaringan Rumah Pangan Kita untuk mendistribusi produk pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.: Perluasan layanan BRILink untuk literasi dan inklusi keuangan.
- PT Pos Indonesia (Persero): Perluasan titik layanan logistik nasional.
- PT Pertamina Patra Niaga: Menjadikan jaringan SRC sebagai outlet Bright Gas untuk pemerataan distribusi gas.
- PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel): Perluasan akses digital toko kelontong melalui layanan fixed broadband.
Kolaborasi ini mencerminkan semangat gotong royong antara swasta, pemerintah, dan UMKM dalam mendorong pemerataan kesejahteraan, menegaskan bahwa strategi bisnis HMSP berorientasi pada penciptaan nilai ekonomi yang berkelanjutan dan tersebar luas.
Kajian berbasis data
Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai kontribusi IHT dan HMSP terhadap perekonomian nasional, studi Litbang Kompas menggunakan pendekatan mixed methods yang menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif. Kajian ini mengolah data sekunder dari HMSP, BPS, dan kementerian terkait menggunakan statistik deskriptif dan model input-output untuk mengukur efek berganda ekonomi. Di sisi lain, analisis kualitatif dilakukan melalui content analysis terhadap dokumen strategis dan publikasi media untuk mengidentifikasi tema utama dan makna substantif.
Rentang waktu kajian mencakup 2015–2024, menangkap dinamika regulasi dan transformasi industri hasil tembakau selama satu dekade terakhir. Pendekatan ini memperkuat pemahaman tentang peran HMSP dalam ekosistem IHT dan kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Selanjutnya: Rumor: iPhone Air Generasi Kedua Bakal Punya Dua Kamera
Menarik Dibaca: Rekomendasi Destinasi Liburan di Selatan Thailand, Jajal Yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













