kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.590.000   29.000   1,13%
  • USD/IDR 16.787   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.587   2,71   0,03%
  • KOMPAS100 1.187   1,57   0,13%
  • LQ45 850   0,98   0,12%
  • ISSI 307   0,18   0,06%
  • IDX30 438   1,21   0,28%
  • IDXHIDIV20 513   2,40   0,47%
  • IDX80 133   0,04   0,03%
  • IDXV30 138   0,73   0,53%
  • IDXQ30 140   0,71   0,51%

Kilang Pertamina (KPI) Siapkan Proyek WSA untuk Efisiensi Energi dan Dekarbonisasi


Rabu, 24 Desember 2025 / 10:16 WIB
Kilang Pertamina (KPI) Siapkan Proyek WSA untuk Efisiensi Energi dan Dekarbonisasi
ILUSTRASI. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) (Dok/KPI)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi dan pengembangan industri hilir sejalan dengan tuntutan global terhadap dekarbonisasi, efisiensi energi, dan keberlanjutan lingkungan.

Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah menjalin kerja sama dengan tiga mitra internasional, yakni Sumisaujana TCM Chemicals Sdn Bhd dan SPCI HELM dari Malaysia, serta Topsoe A/S asal Denmark.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung pada Jumat (19/12/2025) di Grha Pertamina, Jakarta.

Baca Juga: Di Balik Logo Singa Super Indo: Jejak Ahold Delhaize & Salim

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, kolaborasi ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menjajaki potensi pengembangan proyek Wet Gas Sulphuric Acid (WSA) di sejumlah Refinery Unit KPI di Indonesia.

Menurutnya, industri energi saat ini menghadapi tekanan besar untuk menurunkan emisi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

“Teknologi WSA menjadi salah satu solusi atas tantangan tersebut karena mampu mengonversi gas buang proses kilang yang mengandung gas asam menjadi produk asam sulfat bernilai tambah,” ujar Taufik dalam keterangan resminya, Selasa (23/12/2025).

Ia menambahkan, asam sulfat merupakan bahan baku penting bagi berbagai sektor industri hilir nasional, mulai dari industri pupuk, kimia dasar, pertambangan, metalurgi, hingga petrokimia.

Baca Juga: Jhonlin Group Kerahkan Aset Logistik dan Alat Berat ke Aceh

Melalui kolaborasi ini, KPI berkomitmen menghadirkan solusi inovatif yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi tinggi.

Selain menghasilkan produk komersial, teknologi WSA juga mampu menghasilkan panas dari proses konversi yang dapat dimanfaatkan untuk produksi uap (steam).

Pemanfaatan energi ini dinilai dapat meningkatkan efisiensi energi sekaligus menekan emisi secara signifikan.

Taufik menjelaskan, kerja sama ini akan dijalankan dengan skema Build-Own-Operate-Transfer (BOOT). Dalam skema tersebut, para mitra akan bersama-sama melakukan evaluasi kelayakan teknis dan komersial proyek.

Topsoe akan bertindak sebagai penyedia teknologi (licensor), sementara SPCI HELM diproyeksikan menjadi calon pembeli (offtaker) produk asam sulfat.

Sementara itu, Sumisaujana akan memimpin proses evaluasi teknis dan komersial proyek dengan memanfaatkan keahliannya di bidang bahan kimia khusus untuk industri kilang.

Baca Juga: Tren Belanja Online Mulai Bergeser ke Model Interaktif dan Emosional

KPI sendiri akan menyediakan akses data teknis dan operasional, memfasilitasi kunjungan lokasi, serta mengevaluasi proposal yang diajukan para mitra.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif sekaligus CEO Sumisaujana Encik Norazlam Bin Norbi menyambut positif kerja sama ini.

Ia menilai kolaborasi tersebut menjadi langkah penting bagi Sumisaujana untuk memperluas peran dari sekadar pemasok bahan kimia khusus menjadi mitra solusi kilang yang terintegrasi di kawasan regional.

“Meski masih berada pada tahap evaluasi, kerja sama ini membuka peluang bagi kami untuk menerapkan keahlian teknis, memperkuat kehadiran regional, serta membangun fondasi keterlibatan jangka panjang dalam proyek infrastruktur kilang berskala besar,” ujarnya.

Menurut Norazlam, kolaborasi dengan KPI, Topsoe, dan SPCI HELM memungkinkan para pihak menilai secara komprehensif kelayakan konversi gas asam kilang menjadi produk bernilai tambah, sekaligus mendukung peningkatan kinerja lingkungan melalui pendekatan waste to value.

Baca Juga: Kementerian ESDM Tetapkan Alokasi Biodiesel Tahun 2026 Sebesar 15,65 Juta Kilo Liter

Lebih lanjut, Taufik menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan strategi transisi energi Pertamina untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Kerja sama ini juga akan menjadi dasar pertukaran data dan penyusunan studi kelayakan menuju tahap berikutnya, yakni penandatanganan Heads of Agreement (HoA).

“Kami percaya kolaborasi ini dapat menjadi contoh konkret bagaimana pengembangan bisnis dan kemitraan strategis dapat berjalan seiring dalam menciptakan solusi berkelanjutan. KPI berkomitmen memastikan implementasi MoU ini berjalan efektif agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Taufik.

Selanjutnya: Harga Minyak Dunia Naik Tipis Rabu (24/12): Brent ke US$62,42 & WTI ke US$58,41

Menarik Dibaca: 4 Tips Aman Berkendara saat Liburan Akhir Tahun, Jangan Abaikan Kondisi Ban

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×