kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hasnur Group berencana bangun pengolahan kayu dengan Investasi Rp 500 miliar


Senin, 27 Agustus 2018 / 19:39 WIB
Hasnur Group berencana bangun pengolahan kayu dengan Investasi Rp 500 miliar
ILUSTRASI. Anak usaha Hasnur Group akan IPO


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BANJARMASIN. Hasnur Group akan terus melanjutkan pengembangan bisnis di sektor kehutanan. Lewat PT Barito Putera dan PT Hasnur Jaya Utama, group ini mendapatkan izin usaha pemanfaatan hasil alam seluas 80.725 hektare (ha).

Hasnur Group telah mengikuti standard verifikasi legalitas kayu (SVLK) sehingga memiliki sertifikat legalitas kayu. Selama ini, perusahaan masih melakukan penjualan kayu secara gelondongan sehingga konstribusi pendapatan dari bisnis ini belum terlalu besar terhadap grup. Tahun lalu, penjualan PT Barito Putera dan PT Hasnur Jaya Utama hanya 30.000 meter kubik (m³).

Oleh karena itu, Hasnur Group berencana untuk membangun pabrik pengolahan kayu dengan kapasitas 60.000 m³ per tahun. Pembangunan pabrik ini diperkirakan akan menelan investasi sekitar Rp 500 miliar.

Syamsul Bachri Djadi, juru bicara Hasnur Group mengatakan, pembangunan pabrik pengolahan kayu tersebut memang mahal dan membutuhkan waktu lama untuk proses konstruksi karema akan dibangun di tengah hutan.

"Pabrik ini akan dibangun di dalam hutan agar kualitas olahan kayu yang dihasilkan tetap terjaga. Kontruksinya akan butuh waktu sekitar 2-3 tahun. Ini. mulai tahun ini atau tahun depan." kata Syamsul di Banjarmasin, Senin (27/8).

Setelah pabrik itu beroperasi, Hasnur Group tidak akan lagi menjual kayu secara gelondongan. Syamsul bilang, margin keuntungan dengan menjual kayu olahan akan jauh lebih besar daripada kayu gelondongan.

Dengan begitu, kontribusi pendapatan lini bisnis kehutanan ke Hasnur Group ke depan akan semakin besar. Menurut Syamsul, dari Rp 2 triliun pendapatan group tahun lalu, bisnis kehutanan ini hanya menyumbang porsi tidak lebih dari 5%.

Pendapatan terbesar Hasnur masih ditopang lini bisnis pertambangan dan infrastruktur dengan kontribusi 80% pada tahun 2017. Sisanya dikontribusi oleh empat bisnis lainnya yaitu kehutanan, agribisnis, jasa, dan media.

Seperti diketahui, Hasnur Group merupakan perusahaan keluarga yang berdiri sejak tahun 1966. Perusahaan kni didirikan oleh seorang pengusaha asli Kalimantan Selatan yaitu H.Abdussamad Sulaiman.

Pada tahun 1966 dengan menggunakan nama perusahaan CV Sari Bungas yang bergerak di bidang angkutan sungai untuk mengangkut batang-batang kayu gelondongan mengikuti arus sungai Barito menuju Banjarmasin. Pada tahun 1968 berubah menjadi CV Hasnur yang merupakan gabungan nama dari Bapak H. Abdussamad Sulaiman (HAS) dan Ibu Hj. Nurhayati (NUR).

Kegiatan usaha Hasnur Group dimulai dari angkutan sungai, galangan kapal, sektor kehutanan yang terus tumbuh dan berkembang ke sektor pertambangan batu bara, jalan dan terminal khusus batubara, pelayaran, bijih besi, agribisnis, klub sepakbola, pendidikan, media massa, percetakan dan sekolah olahraga.

Sejak tahun 2002 Hasnur Group mulai melakukan restrukturisasi bisnis dan usahanya serta menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang modern. Hasnur Group saat ini memiliki hampir 57 anak usaha yang beroperasi, dalam naungan 5 Strategic Business Unit (SBU) yang saling terintegrasi yaitu perkebunan, kehutanan, tambang dan infrastuktur, jasa, dan media.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×