Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, Head of Investor Relations PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), Regina Korompis mengatakan, penguatan HBA membuat pihaknya lebih optimistis dalam melihat prospek bisnis.
Namun demikian, penguatan HBA sejauh ini belum membuahkan permintaan dari pihak pemberi kerja untuk meningkatkan rencana kinerja operasional.
“Belum ada (permintaan tambahan),” ujar Regina saat dihubungi Kontan.co.id (4/6).
Untuk tahun ini, DOID masih mengejar target volume pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal (OB) sebanyak sebanyak 310-350 juta bank cubic meter (BCM) serta target produksi batubara 45 juta-50 juta ton.
Dalam empat bulan pertama tahun ini, DOID sudah mencatatkan realisasi OB 89,4 juta bcm dan produksi batubara 16,6 juta ton.
“Kami masih sejalan dengan target,” imbuh Regina.
Baca Juga: HBA April naik, ini rencana INDY dan DOID untuk produksi batubara di 2021
Untuk diketahui, perhitungan nilai HBA diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Sejak awal tahun 2021, nilai HBA cukup fluktuatif. Dibuka pada level US$ 75,84 per ton di Januari, HBA naik pada Februari di US$ 87,79 per ton lalu sempat turun di Maret ke posisi US$ 84,47 per ton.
Pada perkembangan selanjutnya, HBA terus mengalami kenaikan di dua bulan terakhir, yaitu ke level US$ 86,68 per ton pada bulan April lalu kembali naik menjadi US$ 89,74 per ton pada Mei 2021.
Selanjutnya: Harga batubara membara, simak rekomendasi dan prospek saham pilihannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News