Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Lebih lanjut, Singgih pun mengusulkan agar pemerintah dapat memetakan target produksi nasional dalam periode lima tahunan. Baginya, hal ini penting agar perhitungan bisnis dan investasi bisa dipetakan lebih jelas."Tapi mengingat safety dan lingkungan, pembahasan RKAB bisa per tahun. Namun indikasi volume dalam 5 tahunan," kata Singgih.
Hal tersebut juga untuk memetakan penyerapan pasar batubara. Pasalnya sekarang dan dalam beberapa tahun ke depan porsi terbesar batubara domestik masih diserap oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca Juga: Kinerja operasional meningkat di semester I, ini kata manajemen Darma Henwa (DEWA)
Peningkatan nilai tambah atau hilirisasi batubara yang dicanangkan pun ditaksir tidak banyak mampu menyerap dibandingkan dengan pertumbuhan produksi batubara nasional.
Sebab, proyek hilirisasi batubara Dimethyl Ether (DME) PT Bukit Asam Tbk dan proyek Methanol Bumi Resurces baru menyerap 13 juta ton batubara. Sehingga, pasar ekspor masih akan disasar sebagai tumpuan. "Akhirnya yang menjadi target adalah pasar ekspor," pungkas Singgih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News