Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring percepatan transisi energi nasional, PT Hero Global Investment Tbk (HGII) memposisikan diri sebagai pemain kunci dalam pembangunan sektor energi rendah karbon.
Finalisasi dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 oleh pemerintah menjadi pijakan strategis HGII untuk merancang investasi jangka panjang di sektor energi baru terbarukan (EBT).
RUPTL terbaru ini menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 71 gigawatt (GW) hingga 2034, dengan 70% di antaranya berasal dari EBT, termasuk 17 GW tenaga surya, 16 GW tenaga hidro, dan 5,2 GW panas bumi.
Baca Juga: Laba Bersih Hero Global Investment (HGII) Melesat Berkat Efisiensi Biaya
Robin Sunyoto, Direktur Utama HGII, menilai arah kebijakan ini membuka ruang partisipasi swasta yang luas dengan skema Independent Power Producer (IPP), yang mencakup porsi investasi swasta hingga 60%. Menurutnya, bisnis di bidang energi baru terbarukan kini memiliki skema yang semakin jelas.
"Adanya dukungan kebijakan, jaminan pembelian listrik jangka panjang oleh PLN, serta pendanaan dari institusi keuangan lokal dan internasional, membuat proyek-proyek ini tidak hanya feasible secara teknis, tapi juga bankable secara finansial,” ujar Robin dalam keterangannya, Kamis (17/4).
HGII tengah menyusun strategi untuk mengambil bagian dalam rantai nilai strategis penyediaan energi rendah karbon.
Perusahaan berencana bertindak sebagai investor maupun operator dalam proyek-proyek pembangkit energi hijau, baik melalui kemitraan strategis maupun pembangunan langsung. Fokus utamanya meliputi proyek tenaga surya, hidro, dan panas bumi yang dinilai memiliki potensi besar di Indonesia.
“Dengan kombinasi dukungan kebijakan, kebutuhan energi nasional, serta kompetensi dan kapasitas pembiayaan yang kami miliki, kami percaya HGII berada pada posisi strategis untuk mengambil peran penting dalam peta transisi energi nasional,” lanjut Robin.
HGII mencatatkan kinerja keuangan yang solid sepanjang tahun 2024. Laba bersih perusahaan tumbuh 44,9% menjadi Rp37,8 miliar, meskipun pendapatan mengalami penyesuaian dari Rp103,18 miliar menjadi Rp95,29 miliar. Keberhasilan efisiensi operasional mendorong peningkatan laba kotor sebesar 15,2% menjadi Rp81,9 miliar.
Struktur modal juga semakin kokoh, dengan rasio ekuitas terhadap total aset mencapai 67%. Selain itu, HGII sukses melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2025 setelah meraih pernyataan efektif dari OJK di penghujung tahun lalu. Dana hasil IPO dimanfaatkan untuk memperkuat struktur modal dan mendukung ekspansi proyek energi terbarukan.
Langkah HGII untuk masuk lebih dalam ke sektor energi terbarukan menegaskan komitmen perusahaan terhadap agenda pembangunan berkelanjutan nasional. Dengan model bisnis yang adaptif dan visi jangka panjang, HGII optimis dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mewujudkan sistem kelistrikan yang bersih, andal, dan inklusif.
Selanjutnya: Outflow Asing Mencapai Rp 13,9 Triliun, Simak Review IHSG Pekan Ini
Menarik Dibaca: GoTo Impact Foundation Dampingi Magelang Setories Kembangkan Pertanian Regeneratif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News