Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersiap menggelar serangkaian roadshow untuk memperkuat ekosistem investasi energi hijau di Indonesia.
Ketua Harian Kelompok Kerja Transisi Energi Kadin, Anthony Utomo mengatakan, puncaki rangkaian acara roadshow tersebut adalah pelaksanaan Green Energy Summit atau Green Energy Investment Day. Acara ini akan menjadi ajang bagi para pemangku kepentingan mengumumkan proyek-proyek energi hijau yang memiliki dampak nyata bagi perekonomian Indonesia.
“Kemudian ada peluncuran proyek-proyek yang benar-benar real dampaknya ke ekonomi Indonesia. Kira-kira rencana kerja yang bisa kita lakukan itu,” ujar Anthony dalam keterangan tertulis, Senin (3/3).
Anthony mengungkapkan, ada tiga aspek utama yang menjadi fokus dalam roadshow menjelang Green Energy Investment Summit. Yaitu upaya meningkatkan permintaan energi hijau; kolaborasi teknologi dan rantai pasok; serta upaya untuk mengundang lebih banyak pengembang di sektor energi hijau untuk masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Indonesia dan Jepang Perkuat Transisi Energi dan Ekonomi Hijau
Kedua, adanya teknologi dan rantai pasok yang nantinya bisa berinvestasi dan bermitra dengan pelaku-pelaku usaha di Indonesia.
“Ketiga, mendorong lebih banyak pengembang untuk ke Indonesia supaya bisa mendapatkan harga yang lebih kompetitif dan sumber pembiayaan yang lebih terjangkau,” kata Anthony.
Dalam upaya mencari mitra teknologi terbaik, Kadin mengakui, beberapa negara memiliki keunggulan spesifik dalam industri energi terbarukan.
“Misalnya Denmark dan Jerman itu kuat di industri Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), kemudian kalau China itu mendominasi di industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),” terang Anthony.
Meski China masih menjadi pemain dominan, Kadin berupaya mengembangkan kemitraan dengan lebih banyak negara agar tidak terlalu bergantung pada satu pihak.
Diversifikasi ini juga penting untuk memastikan proses transfer teknologi berjalan optimal dan selaras dengan kepentingan strategis Indonesia di kancah global.
"Makanya kita juga coba agar punya mitra-mitra penyedia teknologi dari negara lain supaya ketergantungan kita dan transfer of technology ini bisa berjalan dengan baik tanpa harus meninggalkan kepentingan hubungan di tataran global,” lanjut Anthony.
Selanjutnya: Deflasi 2 Bulan Beruntun, Bagaimana Prospek Saat Ramadan?
Menarik Dibaca: Promo 3.3 The Body Shop, Parfum-Body Wash Diskon 50% sampai 6 Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News