kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hero mengkaji strategi pengembangan Giant Mart


Sabtu, 12 Mei 2018 / 18:05 WIB
Hero mengkaji strategi pengembangan Giant Mart


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak tahun lalu, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) sudah mulai merambah ke format minimarket. Melalui flagship Giant Mart, perusahaan ritel ini sudah memiliki tiga unit gerai Giant Mart yang tersebar di wilayah Jakarta Barat.

Tony Mampuk, General Manager Corporate Affairs PT Hero Supermarket Tbk, menyampaikan, perusahaannya akan me-review strategi  pengembangan Giant Mart. Apalagi Giant Mart merupakan upaya perusahaan ini agar bisa lebih dekat lagi kepada pelanggan.

"Yang pasti hari ini kami mempunyai tiga gerai Giant Mart. Nanti, setelah presiden direktur baru masuk  akan lebih kelihatan arahnya ke mana mengenai Giant Mart," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (11/5).

Memang, di antara format ritel, performa minimarket terbilang masih cukup baik. Namun bukan berarti minimarket tidak tertekan. Terlebih peritel minimarket cenderung cepat memutuskan ekspansi atau sebaliknya  menutup gerai ketimbang format lainnya.

Atas dasar itu, Tony menjelaskan, pihaknya akan mengkaji ulang strategi untuk Giant Mart agar performanya terus meningkat. "Format ini memang dari sisi pertumbuhan 7% dan itu kami akui. Tapi perlu dilihat juga bahwa banyak mini market yang tutup," ungkapnya.

Berbeda dengan format supermarket dan hipermarket yang lebih hati-hati dalam ekspansi dan penutupan gerai,  Tony mengklaim,  untuk menambah atau menutup gerai minimarket hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan.

Sebab itu, Hero perlu mencermati performa Giant Mart ke depan sambil menyiapkan strategi yang pas. "Jadi harus balance antara growth dan closing balance kalau minimarket," beber Tony.

Di sisi lain, Hero belum akan fokus menggarap bisnis digital. Saat ini, baru IKEA yang sudah mengembangkan platform e-commerce. Sedangkan untuk Giant, Hero dan Guardian belum memiliki platform digital sendiri. Meski demikian, Tony bilang, pihaknya telah bekerjasama dengan instant courier seperti Go Mart sejak tahun lalu.

Dengan menggandeng instant courrier, Hero berharap  bisa memberikan kemudahan kepada para pelanggan untuk berbelanja. "Cuma memang belum online, yang sudah benar-benar online itu di bawah HERO saat ini baru Ikea," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×