kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

HGBT 2025 Masih Tunggu Keputusan Prabowo, Harga Gas Berlaku Komersial


Selasa, 07 Januari 2025 / 08:35 WIB
HGBT 2025 Masih Tunggu Keputusan Prabowo, Harga Gas Berlaku Komersial
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww. Pelaku industri masih menunggu kepastian dari kelanjutan penerapan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) tahun 2025.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri masih menunggu kepastian dari kelanjutan penerapan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) tahun 2025. Untuk diketahui, kebijakan HGBT telah berakhir pada 31 Desember 2024, dimana kebijakan ini membuat harga gas untuk 7 sektor Industri adalah senilai US$ 6 per MMBTU.

Menurut, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan keputusan mengenai perpanjangan hingga sektor penerima HGBT tahun ini akan dibahas melalui rapat dengan Presiden Prabowo Subianto.

"Kalau aturannya diperluas, itu kan harus sidang yang dipimpin oleh Presiden. Harus ada sidang yang dipimpin oleh Presiden, perpresnya mengatur begitu," ungkap Dadan saat ditemui di Kantor ESDM, Jumat (03/01).

Baca Juga: Tak Lagi Disubsidi, Harga Gas Industri Membubung Tinggi

Ia menjelaskan, aturan baru mengenai HGBT tahun ini akan tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang telah diteken oleh Prabowo.

Adapun, sebelum munculnya Perpres maka pelaku industri akan membayar harga gas dengan harga komersial atau umum tanpa subsidi.

"Kontraknya berdasarkan harga komersial mereka dengan penyedia. Sekarang udah putus yang 2024, per 31 Desember HGBT udah stop," tambah Dadan.

Dalam catatan Kontan, pada Minggu (05/01) Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) melaporkan harga komersial yang saat ini harus dibayarkan adalah mencapai US$ 16,77 per MMBTU untuk pemakaian gas di luar Alokasi Gas Industri Tertentu (AGIT).

Potensi Bertambahnya Sektor Industri dan Kecukupan Pasokan Gas

Adapun terkait pasokan gas, Dadan menambahkan saat ini Kementerian ESDM masih melihat berdasarkan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG). Menurut dia, jika nantinya akan ada pertambahan sektor industri penerima HGBT, pada dasarnya sektor-sektor yang belum menerima telah memiliki kapasitas dari PJBG hanya saja dengan harga komersial/umum.

"Basisnya sebetulnya kan sudah ada pasokannya, basisnya itu kan PJBG. Jadi sudah ada pasokannya. Tapi nanti kan harus dihitung, soal kecukupan penerimaan negaranya masuk atau nggak," katanya.

Meski begitu, Dadan mengamini bahwa ada beberapa wilayah yang mengalami penurunan pasokan gas sehingga nantinya akan mempengaruhi komposisi antara HGBT dengan non-HGBT.

"Ini harus dihitung dengan baik supaya kewajiban pemerintah terhadap Kontrak Kerja Sama (KKS) itu tetap terpenuhi," tambahnya.

Asal tahu saja, sepanjang 2024 terdapat 7 sektor industri penerima HGBT yaitu industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, sarung tangan karet.

Sementara, potensi penambahan dari 7 sektor industri menjadi 15 industri tahun 2025 ini, sebelumnya telah diungkap oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam rapat kerja di Komisi XII DPR RI, Senin (2/12).

"Pemberian HGBT ke 15 sektor usulan baru untuk mendorong peningkatan daya saing industri, mendorong ekspor, dan mendorong investasi sektor industri," kata Faisol.

Dalam catatan Kontan, saat ini Kementerian ESDM telah menerima rekomendasi tambahan 15 sub sektor industri sebagai penerima HGBT di tahun depan berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

"Sekarang kita sudah nerima usulan tambahan 15 sub sektor (industri) dari Perindustrian," kata Dadan, di Jakarta, Selasa (10/12).

Baca Juga: HGBT Tak Pasti, Asaki Akui Harga Gas PGN Jadi Lebih Mahal

Selanjutnya: Jadwal Puasa Ramadhan 2025 Versi Muhammadiyah

Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Rebound Teknikal, Ini 6 Saham Rekomendasi BNI Sekuritas (7/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×