kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.357   -2,00   -0,01%
  • IDX 6.646   114,93   1,76%
  • KOMPAS100 969   16,10   1,69%
  • LQ45 759   11,66   1,56%
  • ISSI 205   3,82   1,90%
  • IDX30 395   5,63   1,45%
  • IDXHIDIV20 478   9,79   2,09%
  • IDX80 110   1,83   1,69%
  • IDXV30 114   2,92   2,64%
  • IDXQ30 130   2,08   1,63%

Hilirisasi Batubara untuk DME: Peluang atau Beban bagi Keuangan Negara?


Rabu, 05 Maret 2025 / 19:08 WIB
Hilirisasi Batubara untuk DME: Peluang atau Beban bagi Keuangan Negara?
ILUSTRASI. Pekerja dibantu alat berat memulai pembangunan proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) diperikirakan akan mendatangkan investasi asing dari Air Products & Chemicals Inc (APCI) sebesar US$ 2,1 miliar dengan utilisasi 6 juta ton batu bara pertahun dan menghasilkan 1,4 juta DME pertahun. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

Pendanaan Proyek DME Melalui Danantara, Dinilai Kurang Feasible

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep), Bisman Bachtiar, menyoroti peran Danantara dalam proyek ini.

Menurutnya, penggunaan dana negara, termasuk melalui Danantara, kurang feasibel karena keterbatasan anggaran serta risiko tinggi. Ia juga mengingatkan bahwa masih banyak sektor lain yang lebih mendesak untuk didanai oleh pemerintah.

Baca Juga: Bahlil: Proyek DME Pengganti LPG Berlanjut, Salah Satu Modalnya dari Danantara

"Pemerintah harus mengkaji urgensi proyek ini, mempertimbangkan kemampuannya, serta risiko yang muncul. Selain itu, faktor pengawasan dan potensi penyimpangan juga perlu diperhatikan, karena ini sangat berbahaya," kata Bisman, Rabu (5/3).

Bisman juga menyoroti faktor keekonomian DME sebagai pengganti LPG.

"Jika harga LPG turun atau suplai dalam negeri meningkat, DME bisa menjadi tidak ekonomis dan malah membutuhkan subsidi tambahan," tambahnya.

Regulasi yang Konsisten Dibutuhkan untuk Proyek Jangka Panjang

Dari sisi industri, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, menekankan bahwa biaya investasi DME bervariasi tergantung pada kualitas batubara, cadangan, biaya logistik, serta faktor teknis lainnya.

"Setiap perusahaan batubara akan menghadapi biaya investasi yang berbeda, tergantung dari cadangan, kalori batubara, stripping ratio, hingga logistik," jelas Hendra.

Selain itu, ia menegaskan bahwa proyek DME bersifat jangka panjang, dengan durasi bisa mencapai 25 tahun atau lebih.

Baca Juga: Danantara akan Dilibatkan dalam Pembangunan Proyek DME Pengganti LPG

Oleh karena itu, kepastian regulasi menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan pemerintah.

"Proyek ini jangka panjang, jadi butuh regulasi yang konsisten, dukungan fiskal dan non-fiskal, serta kepastian off-taker," tutupnya.

Selanjutnya: Tumbuh 7,26%, Total Aset Dana Pensiun Capai Rp 1.516 Triliun per Januari 2025

Menarik Dibaca: Cara Mudah Transfer Uang di Indomaret dan Syarat yang Harus Dilakukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×