kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Hinabi Optimistis Produksi Alat Berat Mencapai 8.000 Unit di Tahun 2024


Selasa, 19 November 2024 / 18:29 WIB
Hinabi Optimistis Produksi Alat Berat Mencapai 8.000 Unit di Tahun 2024
ILUSTRASI. KONTAN/Baihaki/9/8/2021. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) optimistis target produksi alat berat sebanyak 8.000 unit pada tahun ini dapat tercapai.?


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) optimistis target produksi alat berat sebanyak 8.000 unit pada tahun ini dapat tercapai.

Ketua Umum Hinabi Giri Kus Anggoro mengatakan, hingga kuartal III 2024 produksi telah mencapai 5.138 unit. Secara khusus produksi untuk periode Juli-September 2024 mencapai 1.636 unit.

"Untuk kuartal III 2024 kita banyak terbantu dengan percepatan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sampai Agustus lalu. Tapi yang utama adalah peningkatan kebutuhan disektor pertambangan terutama batubara," ujar Giri kepada Kontan, Selasa (19/11).

Giri menjelaskan, realisasi produksi selama sembilan bulan pertama tahun ini lebih rendah ketimbang periode sama ditahun sebelumnya. Meski demikian, dengan tren positif pada kuartal III 2024, Hinabi optimistis target produksi 8.000 unit ditahun ini dapat tercapai.

Baca Juga: Begini Strategi Garuda Metalindo (BOLT) untuk Dorong Kinerja di Sisa Tahun 2024

Menurutnya, sejumlah faktor yang berpotensi mengerek permintaan alat berat antara lain kenaikan harga komoditas tambang khususnya batubara.

"Kebutuhan alat berat sangat tergantung dengan harga komoditas dan proyek-proyek pembangunan infrastruktur, kebijakan pemerintah tentang arah pembangunan ke depan tentunya mempengaruhi kebutuhan alat berat. Saat ini market alat berat terbagi menjadi Mining 55%, Kontruksi 20%, plantation 15% dan forestry 10%," jelas Giri.

Giri melanjutkan, diperlukan penegasan kebijakan dari pemerintah khususnya mengenai pengenaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk tender-tender di Pemerintah. Dengan demikian maka industri alat berat dalam negeri tidak kalah daya saing dengan produk impor.

Selanjutnya: Maybank Indonesia Andalkan Solusi Finansial Berbasis Nasabah untuk Sasar Segmen UKM

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Besok di Bali, Hujan Guyur Denpasar Mulai Sore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×