Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar alat berat tampaknya masih sulit untuk bangkit di semester kedua tahun ini. Kondisi new normal tak serta merta dapat menumbuhkan permintaan alat berat dalam negeri.
Berkaca pada hal tersebut, Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) memproyeksikan produksi tahun ini bakal menurun 62% dibandingkan produksi tahun lalu. Dengan jumlah produksi 6.060 unit di tahun lalu, maka tahun ini asosiasi produsen alat berat tersebut memperkirakan angka produksi sekitar 2.302 unit.
Baca Juga: Begini kinerja operasional United Tractors (UNTR) periode Mei 2020
Penurunan tersebut merevisi prediksi Hinabi sebelumnya yang mengatakan produksi tahun ini turun 52%. "Semester satu ini belum ada datanya, namun sampai Mei saja produksi masih di bawah 1.500 unit," ujar Jamaluddin, Ketua Umum Hinabi kepada Kontan.co.id, Selasa (30/6).
Jika dibandingkan dengan produksi kuartal-I 2019 yang mencapai 1.733 unit, maka jumlah produksi di lima bulan pertama tahun ini anjlok cukup besar. Memasuki semester dua tahun ini, Jamaluddin melihat jika industri dapat melalui kuartal ketiga atau keempat dengan baik maka tahun depan prospek bisnis alat berat dapat membaik.
Baca Juga: Penjualan emas United Tractors (UNTR) pada Mei 2020 melesat 122%
Namun hal tersebut diakui berat dilalui, di tengah bisnis pertambangan dan konstruksi yang melemah pasca pandemi covid-19. Padahal menurut Hinabi 44% produksi alat berat terserap ke sektor tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News