kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga 2013, pengembangan PLTS butuh biaya investasi US$ 683 juta


Rabu, 11 Mei 2011 / 14:19 WIB
Hingga 2013, pengembangan PLTS butuh biaya investasi US$ 683 juta
ILUSTRASI. ilustrasi emas. KONTAN/Muradi/2017/10/19


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Potensi energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) cukup besar di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga 2013 membutuhkan biaya investasi sebesar US$ 683 juta.

Pada 2013 nanti, ditargetkan kapasitas listrik PLTS sebesar 180 Mega Watt (MW). Saat ini, kapasitas terpasang untuk PLTS mencapai 13,5 MW.

"Produksi minyak makin lama makin menipis. Pentingnya mendorong diversifikasi dan konservasi energi. Nantinya memperbesar proporsi dan mempercepat energi matahari dan energi dari angin," ujar Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, Rabu (11/5).

Menurut Darwin, saat ini potensi untuk menghasilkan daya listrik dari matahari cukup besar. Sayangnya, kata Darwin, untuk industri jasa penunjang PLTS di dalam negeri terbatas. Sehingga, untuk membuat PLTS tersebut, komponennya kebanyakan masih berasal dari impor.

Salah satu perusahaan yang mengembangkan energi matahari adalah PT Jasa Listrik Nasionalindo (Jalindo). Direktur Utama PT Jalindo, Zeffanya Agustinus Tobing mengungkapkan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah Bunaken untuk mengganti lampu penerangan jalan dengan menggunakan PLTS. "Yang sudah terpasang di Bunaken 30 set lampu dengan kapasitas 40 watt menggantikan 250 watt," kata Zeffanya.

Dengan adanya teknologi PLTS ini, kata Zeffanya Bunaken sudah mampu menyala selama 24 jam. Padahal tadinya Bunaken hanya menyala selama 8 jam. "Investasi satu tiangnya sebesar Rp 12 juta," kata Zeffanya.

Untuk teknologi PLTS, solar cell (sel surya) masih impor dari China. Ke depannya, Zeffanya mengatakan akan menambah jumlah lampu penerangan jalan yang menggunakan teknologi PLTS. Tidak cuma di Bunaken, Jalindo kata Zeffanya juga sedang membidik Manado.

"Jalindo masih mengikuti tender saat ini. Untuk lampu dengan teknologi ini lebih murah dengan efisiensi mencapai 85%. Jika menggunakan lampu biasa biaya listriknya mencapai Rp 600.000. Sedangkan dengan menggunakan lampu teknologi PLTS ini biayanya cuma Rp 124.000," tutur Zeffanya.

Asal tau saja, PT PLN (Persero) berniat untuk membuat PLTS yang tersebar di 1000 pulau sepanjang tahun 2011-2015. Pada tahun ini, PLN akan membangun PLTS di 100 lokasi. Sedangkan pada 2012-2015 akan dibangun PLTS yang tersebar di 900 lokasi.

Dengan adanya PLTS ini, Darwin berharap rasio elektrifikasi akan naik. Pada tahun 2010, rasio elektrifikasi di Indonesia masih 67,15%. Jumlah ini naik sedikit dari rasio elektrifikasi pada 2009 mencapai 65,79%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×