kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   5,02   0.56%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga akhir tahun, MRT Jakarta optimistis meraup pendapatan di atas Rp 500 miliar


Rabu, 20 November 2019 / 11:40 WIB
Hingga akhir tahun, MRT Jakarta optimistis meraup pendapatan di atas Rp 500 miliar
ILUSTRASI. Pendapatan MRT: Gerbong kereta Moda Raya Terpadu (MRT) di Stasiun MRT Lebak Bulus


Sumber: Kompas.com | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MRT Jakarta Optimistis sampai akhir tahun dapat mencapai target pendapatan positif di atas Rp 500 miliar. 

Hingga Oktober 2019, pendapatan yang diraup senilai Rp 405 miliar dengan kontribusi terbesar berasal dari non-farebox seperti iklan, telekomunikasi, naming rights, dan penyewaan ruang ritel Rp 225 miliar. 

Sementara pendapatan farebox atau dari tiket baru mencapai Rp 180 miliar dengan posisi penumpang per hari sebanyak 90.000 orang. 

Pendapatan dari tiket ini masih disubsidi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam sembilan bulan, total subsidi senilai Rp 560 miliar.  

Baca Juga: Mulai 1 Desember 2019 naik MRT Jakarta bisa pakai QR Code

Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan hal tersebut saat MRT Jakarta Fellowship Program, di Jakarta, Selasa (19/11). 

Meski Tuhiyat optimistis PT MRT Jakarta bisa mencetak pendapatan positif, namun masih belum memuaskan, karena ongkos operasional per tahun Rp 500 miliar yang berarti marginnya terbilang sedikit. 

Untuk itu, perlu upaya-upaya khusus dalam meningkatkan pendapatan non-farebox lebih tinggi lagi guna menutupi ongkos operasional. 

Salah satunya adalah dengan mengembangkan Kawasan Berbasis Transit (KBT) atau transit oriented development (TOD) di sepanjang Koridor Lebak Bulus-Bunderan HI. 

Dari pengembangan lima TOD pertama yang akan direalisasikan, potensi pendapatan yang dapat diraih senilai Rp 240 triliun. 

Angka ini jauh melebihi kebutuhan dana pengembangan lima TOD yang dihitung sekitar Rp 120 triliun. 

Utilisasi kawasan stasiun tinggal menunggu terbitnya Panduan Rancang Kota (PRK) dan Peraturan Gubernur yang menurut Tuhiyat sudah mencapai finalisasi.

"Kami menunggu signing Pergub dari Pak Gubernur. Kami harapkan sebelum 2019 berakhir, kami sudah mulai bangun," cetus dia. 

Lima KBT yang segera dikembangkan dalam waktu dekat adalah: 

  1. Kawasan Dukuh Atas yang didesain dengan tema "Kolaborasi Gerak".  
  2. Kawasan Istora Senayan dengan tema Beranda Pelita Indonesia
  3. Kawasan Blok M ASEAN (kerja sama dengan Peruri) sebagai Kota Taman 
  4. Kawasan Fatmawati dengan konsep Sub Pusat Selatan Kota Jakarta yang dinamis dan progresif
  5. Kawasan Lebak Bulus sebagai Gerbang Selatan Jakarta 

"Penentuan tema pengembangan KBT ini berdasarkan highest and best use dari kawasan itu sendiri," imbuh Tuhiyat. 

Baca Juga: Rencanakan Proyek TOD baru, URBN bakal akuisisi lahan di Jakarta Timur

Tak hanya di Koridor Lebak Bulus-Bunderan HI, pengembangan KBT juga akan dilakukan di Fase II Bunderan HI-Ancol Barat. 

Hanya, bedanya untuk pengembangan KBT II dilakukan secara paralel, berbarengan dengan konstruksi MRT Jakarta. (Hilda B Alexander)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "MRT Jakarta Optimistis Raup Pendapatan Positif hingga Akhir 2019"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×