kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga April 2010, Ekspor Kopi Lampung Turun 38%


Senin, 17 Mei 2010 / 09:59 WIB
Hingga April 2010, Ekspor Kopi Lampung Turun 38%


Reporter: Asnil Bambani Amri, Amailia Putri Hasniawati |

JAKARTA. Kinerja ekspor kopi Indonesia belum juga membaik. Ini tecermin dari kinerja ekspor kopi asal Lampung, penyumbang 80% kopi nasional.

Menurut catatan Asosiasi Eksportir Kopi (AEKI) Lampung, ekspor kopi Lampung sepanjang 2010 sampai April baru mencapai 33.506 ton. Angka itu turun 38,4% ketimbang periode sama 2009 sebanyak 54.398 ton.

Menurut Muchtar Lutfie, Ketua Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Eksportir Kopi (AEKI) Lampung, ada beberapa faktor penyebab turunnya ekspor kopi. Biangnya, antara lain, ada penundaan panen kopi di Lampung.

Faktor lainnya ialah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat belakangan ini. "Ini membuat petani enggan menjual kopi," kata Lutfi, akhir pekan lalu.

Akibat rupiah menguat dan dollar Amerika melemah, penerimaan eksportir kopi dari hasil ekspor kopi – dalam nilai rupiah – menjadi kian sedikit. Ujungnya, eksportir akan membeli kopi dari petani dengan harga lebih murah untuk tetap mempertahankan keuntungan. Walhasil, petani pun jadi enggan menjual kopi akibat harga jual lebih murah.

Menurut Lutfi, kinerja ekspor kopi belum akan membaik sepanjang penguatan rupiah terus terjadi. Jika kondisi nilai tukar dolar masih berada di bawah Rp 9.500 per dollar Amerika, Lutfi memprediksi ekspor kopi tidak berotot, karena petani atau eksportir akan menahan diri menunggu harga kopi menguat atau nilai tukar dollar menguat.

"Jika bagi petani tidak menguntungkan, bisa saja melakukan carry over. Ekspor dilakukan tahun depan," jelas Lutfi. Kopi termasuk komoditas awet yang bisa disimpan dalam waktu relatif lama.

Harga kopi saat ini, menurut Lutfi, berada pada kisaran Rp 10.000 per kilogram (kg). Sementara, petani berharap harga hasil panennya bisa berada di atas Rp 12.000 per kg.

Saat ini, panen kopi memang sudah terjadi di beberapa wilayah, terutama di dataran rendah. Namun, hasil panen itu masih terbatas dan berkualitas rendah. Sedangkan di dataran tinggi, yang kualitas kopinya lebih baik, panen masih tertunda dan diperkirakan terjadi Juni 2010. "Sehingga produksi kopi 2010 akan menurun dibanding dengan tahun 2009," jelas Lutfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×