kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga November, penjualan elektronik naik 27%


Kamis, 22 Desember 2011 / 08:45 WIB
Hingga November, penjualan elektronik naik 27%
ILUSTRASI. 5 Pemain bintang Liga Inggris yang akan berstatus bebas transfer di akhir musim. Pool via REUTERS/Michael Regan


Reporter: Sofyan N. Hidayat, Arif W.Aryadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tahun 2011 ini termasuk tahun yang sangat menggembirakan untuk para pebisnis di bidang elektronik. Betapa tidak. Realisasi nilai penjualan produk elektronik selama bulan Januari hingga November 2011 mencapai Rp 22,65 triliun. Angka penjualan tersebut mengalami kenaikan 27% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu.

Rudyanto, Ketua Electronic Marketer Club (EMC), mengatakan, yang cukup menggembirakan, penjualan tetap mengalami pertumbuhan walaupun sempat ada gangguan pasokan gara-gara banjir yang melanda sejumlah kawasan di Thailand bulan Oktober lalu. "Beberapa brand mengalami kendala pasokan terutama untuk kulkas dan AC," kata Rudyanto, Rabu (21/12).

Pertumbuhan omzet tersebut menurut Rudyanto karena banyak ditopang oleh peningkatan penjualan yang signifikan untuk produk-produk flat panel TV, kulkas dan mesin cuci. Penjualan flat panel TV terutama terjadi karena adanya tren perpindahan dari televisi tabung (CRT) yang lebih boros energi listrik ke flat panel yang terdiri dari LCD, LED, dan plasma.

Sekadar catatan, penjualan elektronik tahun 2010 lalu sebesar Rp 23,49 triliun. Namun perlu dicatat bahwa penjualan itu berasal dari anggota EMC yang tahun lalu masih berjumlah 27 merek. Sedangkan tahun ini, dua merek keluar dari keanggotaan, jadi data penjualan tahun ini berasal dari 25 merek saja.

Yeane Keate, Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Elektronik (Gabel), menilai, pertumbuhan penjualan elektronik periode Januari-November 2011 yang mencapai 27% itu memang menggembirakan. Maklum, Gabel hanya memproyeksikan kenaikan omzet penjualan elektronik pada tahun ini di angka 15%. Nyatanya, "Penjualan telah melebihi target," kata Yeane.

Dia juga berkeyakinan bahwa total penjualan sepanjang tahun 2011 bisa melampaui total penjualan tahun 2010. Apalagi biasanya penjualan elektronik pada Desember, akan lebih tinggi daripada bulan sebelumnya. Menurut Yeane, salah satu faktornya, karena masing-masing produsen akan menggelar kegiatan promosi besar-besaran di pengujung tahun tersebut.

Gambaran pasar elektronik tahun depan rupanya juga tidak kalah optimistis bila dibanding tahun ini. Kalangan industri elektronik memperkirakan, penjualan berbagai produk elektronik di tahun depan akan tumbuh minimal 15% hingga 20%.

Optimisme itu didasarkan pada langkah beberapa merek yang akan memperbesar kapasitas mesin cuci, lemari es pada tahun depan. Selain itu, pasar elektronik di dalam negeri juga diyakini masih akan terus meningkat.

Namun demikian, Yeane mengatakan krisis yang belakangan ini melanda sejumlah negara dan mengarah ke krisis global kemungkinan akan ada dampaknya. Menurut Yeane, dampak tersebut akan terasa di kuartal I-2012.

Yang mengkhawatirkan kalangan pebisnis elektronik, krisis global akan mendorong penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. Penguatan dollar AS ini akan mendorong kenaikan harga elektronik. Bila demikian, bisa dipastikan, kenaikan harga tersebut akan memangkas pertumbuhan penjualan.

Itulah sebabnya, walaupun penjualan tahun ini bisa naik 27%, Rudyanto hanya memproyeksikan kenaikan penjualan elektronik tahun depan di angka 20% dari tahun ini. Menurut dia, motor pendorong kenaikan penjualan elektronik adalah flat panel TV, mesin cuci dan kulkas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×