Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Hino merupakan satu-satunya produsen yang memproduksi bus berbahan bakar CNG (Compressed Natural Gas) di Indonesia. Produk pertama yang diluncurkan pada tahun 2007, digunakan untuk armada Transjakarta sebanyak 74 unit.
Namun, sejak 2009 hingga 2014, Transjakarta sudah tidak lagi membeli armada baru dari Hino ini, yang menyebabkan produksi bus CNG Hino berhenti sangat lama, sekitar enam tahun. Menanyakan terkait faktor apa yang menyebabkan Transjakarta tidak lagi melakukan pembelian, Santiko Wardoyo, Diektur Sales dan Promosi Hino Motors Sales Indonesia coba menanggapi.
“Selain karena memang Hino tidak memiliki armada articulated bus (gandeng), memang harga kami dirasa lebih mahal dibanding bus lain saat itu (2009). Kalau ditayakan harga bus CNG saat ini sekitar 2,1 miliar sudah termasuk karoseri dan AC,” ujar Santiko kepada Otomania, Jumat (27/11).
Santiko melanjutkan, tapi sebenarnya harga lebih mahal sedikit tidak jadi masalah, asalkan tahan lama, serta pelayanan servisnya bagus. Dibanding barang impor lebih murah namun pelayanan purna jualnya tidak bagus. Itu akan lebih boros dan merugikan.
“Impor bisa dikatakan mudah apalagi produknya murah, tapi masalah aftersales-nya bagaimana. Membuka jaringan juga tidak mudah. Perlu diketahui, pada dasarnya memang membeli mobil itu gampang, namun merawatnya susah. Namun Hino sudah mempersiapkan semuanya,” ujar Santiko. (Ghulam Muhammad Nayazri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News