Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro hingga 22 Maret 2021 yang membatasi jam operasional untuk pusat perbelanjaan atau mal sampai dengan pukul 21.00 WIB, membawa peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah, mengatakan, trafik di pusat belanja sudah meningkat saat pelonggaran PPKM tahap 2 sehingga diproyeksi di PPKM Mikro ini jumlah kunjungan ke mal akan semakin bertambah.
"Hal ini signifikan membawa peningkatan kunjungan, terutama di saat malam dan masa weekend. Terutama weekend, sangat terlihat peningkatannya," ujarnya kepada Kontan, Minggu (7/3).
Ia menjelaskan, tingkat kunjungan yang terjadi diperkirakan kembali seperti bulan Agustus 2020 lalu sebelum Pemerintah menarik rem darurat COVID-19 pada September 2020 dan memberlakukan PSBB kembali.
Dengan demikian, tingkat kunjungan yang saat ini terjadi masih berada di rentang 45% sampai 50% dibandingkan dengan kondisi normal.
Baca Juga: Pemerintah perpanjang PPKM mikro, diperluas hingga Sumut, Kaltim dan Sulsel
Budiharjo menambahkan, selain faktor tersebut, adanya vaksin juga memberikan optimisme dan keyakinan secara psikologis kepada masyarakat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan.
"Keberadaan vaksin yang sudah mulai diberikan kepada manula, tenaga kesehatan, hingga pegawai toko turut memberikan rasa aman kepada masyarakat. Jika ini ditambah dengan menurunnya kasus COVID-19, maka hal ini akan terus meningkatkan keamanan untuk masyarakat bisa bepergian lagi ke pusat perbelanjaan," sambungnya.
Berbicara mengenai kerugian yang menimpa peritel, Budihardjo menyatakan usaha yang paling parah terdampak masih dialami oleh bioskop dan tempat permainan anak.
Baca Juga: Jokowi: PPKM mikro akan dikembangkan di provinsi luar Jawa
Hal ini terlihat dari belum adanya izin untuk kembali membuka usaha. Setelahnya, peritel FnB dan fesyen menduduki posisi yang juga merugi akibat pandemi. Peritel fesyen bahkan sudah mengalami rugi sejak tahun lalu akibat banjir dan pandemi.
Namun demikian, Budihardio menyatakan saat ini peritel fesyen dan FnB sama-sama fokus mempersiapkan produk di momen Lebaran dan Ramadhan.
"Harapannya di momentum Lebaran dan Ramadhan tahun ini, bisa membalik atau setidaknya mengurangi kerugian yang dialami karena sepinya gerai tahun lalu. Saat ini, peritel fesyen masih bertahan dengan memberikan diskon hingga beralih ke pasar online. Peritel FnB juga sama, mereka juga banyan mengeluarkan banyak varian dan barang baru juga," tutup dia.
Selanjutnya: Aprindo: PPKM mikro dongkrak penjualan ritel hingga 15%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News